TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Tersebar di media sosial video yang menunjukkan adanya serangan roket yang mengakibatkan ledakan di pelabuhan Beirut, Selasa (4/8/2020) lalu.
Video itu pun viral.
Banyak pengguna media sosial memercayai hal tersebut.
Bahkan beberapa pengguna mengatakan video rekaman tersebut merupakan hasil rekaman kamera termal (Thermal Camera) atau dengan sebutan lebih umum kamera inframerah.
Namun kebenaran video itu dibantahkan oleh Reuters.
Menurut Reuters, video serangan roket itu telah dimanipulasi secara digital.
Video manipulasi dengan watermark "ronaldreynaldo0@gmail.com" itu berasal dari video berita CNN.
Rekaman aslinya yang belum diedit bisa dilihat di laman ini: https://arabic.cnn.com/middle-east/article/2020/08/05/us-embassy-lebanon-toxic-gases-beirut-explosion
Judul video aslinya berbahasa Arab.
Yakni, “Kamera CNN mendeteksi momen ledakan besar di ibu kota Lebanon, Beirut”.
"Pola zoom video dan suara melengking dan berderak pada audio sama persis dengan video yang direkayasa," tulis Reuters dalam analisisnya, Minggu (9/8/2020).
Rekaman itu dimanipulasi dengan menambahkan filter negatif dan memasukkannya dalam beberapa frame, sehingga terlihat gambar rudal atau roket.
Dalam analisis frame-by-frame dari video aslinya, roket yang diduga menghancurkan salah satu gudang di pelabuhan, sama sekali tidak terlihat. Reuters juga menguji penerapan filter negatif serupa pada video, yang sekali lagi tidak menunjukkan adanya rudal.
Sementara untuk klip kedua, Reuters tidak dapat memperoleh sumber aslinya. Namun, rekaman yang sama tanpa filter negatif ditampilkan di situs web kantor berita resmi pengadilan Iran, Mizan Online (bit.ly/3fCzzew).
>