Lukashenko juga mengatakan, dia bersedia berbagi kekuasaan dan mengubah konstitusi.
Tetapi tidak bersedia melakukannya hanya karena alasan di bawah tekanan pengunjuk rasa.
"Anda seharusnya tidak mengharapkan saya melakukan sesuatu di bawah tekanan," katanya seperti dikutip kantor berita Belta.
Dia mengatakan pekerjaan sedang dilakukan untuk kemungkinan perubahan pada konstitusi negara.
Hal itu terjadi ketika politisi oposisi Belarusia, Sviatlana Tsikhanouskaya mengatakan dia siap memimpin Belarus.
Dia menyerukan pembuatan mekanisme hukum untuk memastikan pemilihan presiden yang baru dan adil dapat berlangsung.
"Saya siap mengemban tanggung jawab dan bertindak sebagai pemimpin nasional selama periode ini," ujarnya.
Baca: Oposisi Tuduh Otoritas Keamanan Belarusia Paksa Svetlana Tikhanovskaya Pergi ke Lithuania
Mantan guru bahasa Inggris ini menjadi satu di antara tokoh oposisi terkemuka yang menentang Lukashenko.
Tsikhanouskaya melarikan diri dari Belarusia pada minggu lalu setelah hasil pemilu keluar.
Ia mengklaim melakukan hal tersebut untuk keselamatan anak-anaknya, namun dia segera mulai merilis video yang menyerukan protes anti-pemerintah untuk dilanjutkan.
Menurutnya, penting untuk memanfaatkan momentum yang dihasilkan dari protes selama seminggu terakhir ini.
Diberitakan, puluhan ribu pendukung oposisi berunjuk rasa di ibu kota Belarusia.
Hal itu untuk menentang hasil pemilihan yang memanangkan Alexander Lukashenko sebagai Presiden Belarusia.
Sementara, Lukasshenko menolak seruan untuk mundur dan mengadakan pemungutan suara ulang.
Baca: Militer Belarusia Gelar Latihan Perang Besar Dekat Perbatasan Polandia