Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, MANILA-- Seorang wanita, Warga Negara Indonesia (WNI) diduga menjadi pelaku serangan bom bunuh di Kota Jolo, daerah Filipina selatan pada Senin (24/8/2020).
Kepala Staf Angkatan Darat Militer Filipina Letnan Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan pelakunya adalah dua wanita dari kelompok militan Islamic State (ISIS).
Bom bunuh diri yang dilakukan dua orang militan ISIS itu telah menewaskan setidaknya 14 orang dan melukai 75 orang, menurut Reuters, Selasa (25/8/2020).
Media lokal ABS-CBN News mengutip Cirilio Sobejana, wanita asal Indonesia itu adalah janda dari teroris Norman Lasuca, seorang warga negara Filipina yang meledakkan dirinya di kota Indanan pada juni 2019, dan menewaskan 6 orang.bom
Baca: Wanita WNI Diduga Jadi Pengantin Bom di Filipina, KBRI Manila Masih Tunggu Investigasi
"Satu lainnya adalah istri warga Filipina Abu Dalha, seorang subleader dari unit Abu Sayyaf," katanya.
"Sebelum serangan itu, pihak berwenang telah memburu 2 wanita pembom bunuh diri di daerah tersebut," kata Letjen Cirilito Sobejana.
Pihak berwenang masih melakukan tes DNA pada bagian tubuh yang tersisa di TKP untuk menentukan apakah wanita-wanita ini adalah pelaku bom bunuh diri.
Namun sayang, otoritas Filipina tidak mengungkap identitas dua wanita pelaku bom bunuh diri itu, termasuk wanita asal Indonesia.
Baca: Kepala Angkatan Darat: Pelaku Bom Bunuh Diri di Filipina adalah Dua Wanita
Para pejabat militer awalnya mengatakan ledakan bom yang pertama terjadi dari bom yang terpasang pada sebuah sepeda motor. Sementara ledakan kedua dilakukan oleh seorang wanita yang melakukan aksi bom bunuh diri.
Letnan Jenderal Cirilito Sobejana, mengatakan hasil penyelidikan awal, berdasarkan keterangan saksi dan rekaman kamera keamanan, menunjukkan ledakan pertama juga dilakukan oleh seorang wanita pelaku bom bunuh diri.
"Sudah divalidasi," kata Sobejana kepada wartawan.
"Militer sedang mencoba untuk memastikan apakah dua pembom bunuh diri itu adalah janda-janda dari militan Abu Sayyaf, Talha Jumsah dan Norman Lasuca," kata Sobejana.
Baca: Perempuan WNI Diduga Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Pulau Jolo Filipina
Jumsah, yang dikenal dengan sebutan Abu Talha, adalah seorang komandan kunci yang menjembatani Abu Sayyaf dengan kelompok ISIS dan merencanakan serangan bunuh diri sebelum ia tewas di tangan militer Filipina pada tahun lalu.
Lasuca meninggal dalam serangan bunuh diri di kamp tentara Sulu tahun lalu.
Pengeboman hari Senin adalah serangan bunuh diri terbaru di provinsi Jolo.
Sebelum ini terjadi serangan bom bunuh diri di katedral Katolik pada Januari 2019 lalu, yang diyakini telah dilakukan oleh sepasang warga negara Indonesia.
Sebagian besar korban Senin, termasuk anak-anak, terjebak dalam ledakan pertama, dekat dua truk tentara yang diparkir di depan toko kelontong dan toko komputer di pusat kota di mana katedral berada.
Ledakan kedua meledak di dekat sekelompok tentara dan polisi.
Hingga kini tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan tersebut, tetapi militer menyalahkan seorang komandan militan Abu Sayyaf, Mundi Sawadjaan, yang telah dikaitkan dengan pemboman bunuh diri dalam beberapa tahun terakhir di Sulu.
Para pejabat militer mengatakan minggu lalu bahwa Sawadjaan telah merencanakan pemboman di Sulu menggunakan dua penyerang bunuh diri wanita.
Pasukan angkatan darat melakukan operasi rahasia untuk menemukan dan menangkap Sawadjaan dan pembom bunuh diri pada bulan Juni.(ABS-CBN/AP/New York Times)