TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu asal Georgia, AS mengungkapkan kepedihan hatinya melihat anak laki-lakinya yang berusia 5 tahun kesulitan menghadapi budaya pembelajaran virtual atau sekolah online.
Jana Coombs mengunggah foto putranya saat ia sedang belajar online.
Sang anak tampak sangat frustasi, ia menundukkan kepalanya ke bawah dan mulai manangis di tengah kelas virtual Coweta County Kindergarten.
Jana Coombs mengungkapkan ia sama frustasinya melihat anaknya belajar virtual.
"Aku mengambil fotonya karena aku ingin orang-orang melihat realita," tulis Jana Coombs di akun Facebooknya pada 18 Agustus lalu.
Baca: Perjuangan 2 Siswi SMA Rela Jadi Pemetik Kopi Agar Bisa Mengikuti Sekolah Online di Pagaralam
Baca: Si Kembar Eva dan Evi Jualan Kerupuk Kulit di Pinggir Jalan demi Paket Data untuk Belajar Onlin
Jana menceritakan hari pertama kelas virtual sebagai kekacauan.
Ia juga harus memfasilitasi anaknya yang lain yang duduk di kelas 2 dan 4 sekolah dasar.
Belum lagi harus mengurus bayinya yang berusia 7 bulan.
"Harus mengerjakan pekerjaan rumah, ada bayi di rumah, dapat 5000 email per hari dari guru-guru mereka, mencoba mengejar dengan aplikasi berbeda, kode berbeda, platform berbeda, beberapa link tidak bisa dibuka. Harus saling berbagi laptop satu sama lain."
Jana mengungkapkan setelah mengambil foto itu, sang anak berlari memeluknya sambil menangis.
Ia pun ikut menangis bersama anaknya.
Luke sang suami, berkata ketiga anak mereka yang harus menjalani sekolah online semuanya ketinggalan.
Ia ingin anak-anak kembali ke sekolah, bertemu langsung dengan gurunya.
"Kebanyakan saat belajar online, mereka tersesat karena kurangnya interaksi secara personal," ujar Luke.