"Karena mengetahui rencana aksi tersebut dan (S) sudah memberikan dana untuk 2 tersangka ke Filipina dari Makasar," kata dia.
Investigasi sedang berlangsung
Kedutaan Besar RI di Manila menyatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima kejelasan siapa pelaku serangan teror di awal pekan ini, meski media lokal menyebut pelakunya merupakan warga negara Indonesia (WNI).
Sekretaris Kedua, Pelaksana Fungsi Sosial dan Budaya KBRI Manila, Agus Buana menuturkan, pengungkapan pelaku diperlukan waktu yang tidak sebentar, mengingat yang bersangkutan turut tewas.
Baca: Kemlu Belum Terima Kejelasan WNI yang Diduga Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Kota Jolo Filipina
Diperlukan investigasi melalui uji laboratorium forensik untuk menguji DNA pelaku, agar hasilnya akurat.
"Pastinya masih dibutuhkan waktu investigasi pelaku dalam bentuk uji laboratorium forensik hingga tes DNA agar lebih akurat sebagaimana kasus ledakan bom di sejumlah negara," kata Agus saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (26/8/2020).
Sejauh ini, baik KBRI Manila dan KJRI Davao terus memantau dari dekat peristiwa ini dan berkomunikasi secara intensif dengan otoritas Filipina.
Pasca serangan bom kembar yang menewaskan 14 orang dan melukai sekitar 75 orang itu, Militer Filipina bersiaga penuh untuk memonitor setiap pergerakan warga, dalam rangka mencegah serangan baru dari kelompok teroris Abu Sayyaf.