News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Aksi Protes di Thailand: Demonstran Hormat Tiga Jari ala Hunger Games sebagai Bentuk Penolakan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi Protes di Thailand: Demonstran Hormat Tiga Jari ala Hunger Games sebagai Bentuk Penolakan

TRIBUNNEWS.COM - Demonstran di Thailand melakukan hormat tiga jari seperti yang ada di film Hunger Games, sebagai tanda penolakan terhadap pemerintahan.

Ribuan warga Thailand berkumpul menuntut demokrasi.

Dilansir Sky News, di pusat kota Bangkok, mereka berkumpul selama berjam-jam, melewati panas terik hingga malam.

Demonstran bernama Wasana Wongsurawat menjelaskan tiga tuntutan.

"Kami menginginkan konstitusi baru yang benar-benar demokratis, kami ingin pemilihan yang demokratis dan kami ingin perdana menteri yang dipilih secara demokratis," katanya seperti yang dilansir Sky News.

Ia juga mengatakan pemerintah harus berhenti mengganggu aktivis oposisi.

Baca: Aksi Protes di Thailand: Plakat Menentang Raja Dicopot, Demonstran yang Memasangnya Akan Dihukum

Baca: Aksi Unjuk Rasa Terbesar di Thailand Tuntut Reformasi Kerajaan dan Copot Perdana Menteri

Menyuarakan pesan itu, seorang mahasiswa bernama Sunny memegang papan bertuliskan: "Kita membutuhkan demokrasi sejati dan bukan hanya kediktatoran."

Pengunjuk rasa lainnya, Cacha, menambahkan: "Saya hanya ingin pemimpin yang lebih baik untuk negara ini."

Sepanjang hari, kerumunan mengangkat tangan mereka, memberi hormat tiga jari - simbol perlawanan yang diambil dari The Hunger Games.

Juru bicara Persatuan Mahasiswa Thailand Panusaya "Rung" Sithijirawattanakul (tengah) memberi hormat dengan tiga jari ala Hunger Games saat pengunjuk rasa anti-pemerintah mengelilinginya secara protektif selama unjuk rasa pro-demokrasi di Bangkok pada 20 September 2020 (Lillian SUWANRUMPHA / AFP)

Hormat itu dilarang oleh junta militer yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 2014.

Demonstrasi terus meningkat jumlahnya selama sebulan terakhir.

Para pengunjuk rasa mengklaim ada antara 20.000 dan 30.000 orang pada demonstrasi hari Minggu (20/9/2020), sementara polisi mengatakan ada sekitar 12.000.

Sebagian besar pengunjuk rasa adalah anti-pemerintah, tetapi beberapa telah menyerukan reformasi monarki.

Salah satunya, aktivis mahasiswa Parit Chiwarak (22), yang berada di antara kerumunan Bangkok pada Minggu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini