Turki secara resmi menyatakan mereka tidak terlibat dalam operasi militer Azerbaijan meski sisi lain Ankara sejak awal mengirimkan peralatan militer, personil hingga bantuan logistik.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan, mengatakan Azerbaijan telah mengalihkan kendali udara dari operasi ofensif terhadap Karabakh ke Angkatan Udara Turki.
Menurut Hovhannisyan, penerbangan pesawat Turki dan Azerbaijan pada Rabu dikendalikan pos komando udara Turki E7-T dekat kota Erzurum dan Kars di Turki.
"Mungkin saja para pemimpin Angkatan Udara Turki ada di pesawat ini," tulis Hovhannisyan di akun Facebooknya dikutip Al Masdar News Network.
Di Ankara, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan negaranya siap memberikan dukungan militer kepada Azerbaijan selama konflik saat ini dengan Armenia, kapan pun Azeri memintanya dari Ankara.
Dalam wawancara kantor berita Anadolu, Çavuşoglu berkata, “Kami akan mendukung Azerbaijan jika perlu dukungan militer.”
“Jika Azerbaijan meminta bantuan dari kami, kami akan melakukan apa saja yang kami bisa, tetapi kami melihat bahwa kekuatan Azerbaijan sudah cukup sekarang,” imbuhnya.
Azerbaijan menurut Cavusoglu memiliki potensi untuk membebaskan wilayah yang diduduki (Armenia), dan Turki siap menyediakan semua yang diperlukan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam pernyataan yang dibuatnya Senin, Azerbaijan dipaksa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Bentrokan militer Armenia dan Azerbaijan dimulai 27 September. Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menyetujui pemberlakuan status negara dalam keadaan perang di sejumlah kota.
Jam malam diberlakukan, sementara juga mengumumkan mobilisasi parsial. Kabinet Armenia juga menyatakan keadaan perang dan mobilisasi umum di negara tersebut.(Tribunnews.com/AlMasdarNews/Sputniknews/RussiaToday/xna)