News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kepala Pentagon: Program Nuklir Korea Utara Ancaman Serius Terhadap Keamanan

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar yang diambil dari siaran KCNA pada 10 Oktober 2020 menunjukkan rudal balistik antarbenua Korea Utara selama parade militer yang menandai ulang tahun ke-75 berdirinya Partai Buruh Korea, di alun-alun Kim Il Sung di Pyongyang.

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Pentagon atau Menteri Pertahanan AS Mark Esper buka suara mengenai program nuklir dan rudal Korea Utara.

Esper mengatakan, program tersebut menimbulkan ancaman global, setelah Pyongyang meluncurkan rudal balistik.

MengutipĀ Reuters, rudal balistik antar benua tersebut diluncurkan pada akhir pekan ketika Korea Utara menggelar parade militer.

Baca juga: Pentagon Akui Kekuatan Militer China Mulai Kalahkan Amerika

Baca juga: Pentagon Kembangkan Konsep Perang Militer AS di Masa Depan

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper (kiri) dan Donald Trump. Menhan AS menolak ide Presiden AS untuk mengerahkan tentara mengatasi demonstrasi di AS. (AFP)

Secara terpisah, Menteri Pertahanan Korea dan Esper bertemu di Pentagon.

"Kami setuju bahwa program rudal nuklir dan balistik Korea Utara tetap menjadi ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia," kata Esper.

"Amerika Serikat tetap berkomitmen terhadap keamanan Republik Korea," tambahnya.

Esper melanjutkan, bagaimana pun, Korea Selatan dan Amerika Serikat harus menemukan cara yang lebih adil untuk berbagi biaya pertahanan sehingga "tidak jatuh secara tidak adil pada pembayar pajak Amerika."

Baca juga: Kunjungan Prabowo ke Amerika Dikritik Senator AS Tapi Dibela Pejabat Tinggi Pentagon

Baca juga: Pentagon Kirim Pasukan ke Suriah Pasca Bentrokan antara AS dan Militer Rusia

Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berbicara sebelum pertemuan di Zona Demiliterisasi (DMZ) pada 30 Juni 2019, di Panmunjom, Korea. (Brendan Smialowski / AFP)

Lebih jauh, Presiden AS Donald Trump, yang memuji hubungannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, berulang kali mengatakan Seoul harus membayar bagian yang lebih besar dari biaya pasukan militer AS yang dikerahkan di Selatan.

Sekira 28.500 tentara Amerika dikerahkan di Korea Selatan, yang dianggap sebagai pencegah bagi Pyongyang yang juga mengirimkan pesan ke China tentang pengaruh dan kemampuan AS di Asia.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini