Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SHENZEN - Otoritas China saat ini kembali menggantungkan harapannya pada Shenzhen sebagai mesin utama pembangunan inovatif di masa kini.
40 tahun yang lalu, Shenzen hanya merupakan sebuah desa nelayan kecil yang dijadikan sebagai zona ekonomi khusus pertama negara itu.
Namun kini Shenzhen akan menerapkan kebijakan visa preferensial untuk warga asing yang berkualifikasi tinggi serta memberikan manfaat bagi perusahaan teknologi.
Baca juga: Virus Corona Merebak, Warga Shenzhen China Mulai Dilarang Makan Daging Anjing dan Kucing
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (16/10/2020), dalam rencana pembangunan lima tahun metropolis yang baru, yang diterbitkan bersama oleh Kantor Umum Komite Sentral Partai Komunis China dan Dewan Negara China, Shenzhen diberikan otonomi yang cukup besar pada banyak bidang.
Hal ini berarti bahwa prasyarat untuk pengembangan kota Shenzhen 40 tahun yang lalu, serupa dengan yang ada pada saat ini.
Pada 1980, pemerintah China memilih kota ini sebagai Zona Ekonomi Khusus untuk menarik investasi asing.
Sebuah klaster industri yang kuat telah dibuat di Shenzhen, ada pula percobaan pertama dengan reformasi pasar, yang kemudian diterapkan di seluruh negeri.
Secara keseluruhan, percobaan tersebut terbukti berhasil.
Dalam waktu 40 tahun, Shenzhen telah bertransformasi menjadi kota metropolis terbesar di China dan markas besar bagi banyak raksasa teknologi, termasuk Huawei.
Produk Domestik Bruto (PDB) kota ini pun tumbuh secara eksponensial, dan tahun lalu mencapai 2,69 triliun yuan atau setara 374 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Dampaknya, ekonomi Shenzhen menjadi yang terbesar ketiga di China, tepat di belakang Beijing dan Shanghai, serta melampaui Hong Kong.
Shenzhen juga telah menjadi kota terdepan di China terkait PDB per kapita.
Selama bertahun-tahun, Shenzhen memainkan perannya sebagai 'kotak pasir regulasi' pelopor reformasi dan keterbukaan pasar, sedangkan kota-kota lainnya pun mengikutinya.