Namun, dia merasa kembali seperti 'sampah masyarakat'.
Ia mencoba bereksperimen ke obat terlarang lain, seperti psikedelik, ganja sintetis, dan semacamnya.
Baca juga: Selundupkan Sabu di Kerupuk, Kurir Dibayar Rp 100 Ribu, Kerupuk Dilarang Masuk Lapas Tulungagung
Segalanya menjadi semakin buruk setelah itu.
"Saya beralih ke heroin, sabu-sabu, LSD, ketamin, apa pun yang bisa saya dapatkan ketika berusia 18 atau 19 tahun," ujar Hunter.
"Selama lima tahun berikutnya, orang tua saya membantu saya masuk ke rehabilitasi. Saya masuk (rehabilitasi) lima kali, dan kambuh saat keluar," imbuhnya.
Saat kambuh, Hunter menceritakan, yang dia pikirkan hanyalah bagaimana untuk menikmati lagi kecanduannya.
Ada saat-saat di mana dirinya masuk ke rumah orang-orang untuk mencuri barang, sehingga dia dapat membeli narkotika.
Titik Balik
Hingga akhirnya, Hunter mengalami titik kecanduan terparah pada sabu dan heroin.
Tubuhnya kurus dan dipenuhi bintik-bintik merah.
Bahkan, pria yang akan memiliki anak kedua itu menyebut, dirinya sempat tidak mengetahui namanya sendiri.
Hunter overdosis dan harus dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Polisi Tembak Mati Bandar Narkoba Spesialisasi Heroin
Perasaan kecanduan Hunter yang tak terobati saat dibawa di rumah sakit pun didokumentasikan dalam sebuah video.
Video itu dianggap Hunter sebagai titik balik dalam hidupnya.