News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres Amerika Serikat

Donald Trump Beri Isyarat Tak Mau Terima Hasil Pemilu Jika Kalah, Pendukungnya Setuju

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Donald Trump menyapa para pendukung setelah berbicara tentang hukum dan ketertiban dari South Portico Gedung Putih di Washington, DC, pada 10 Oktober 2020.

TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden AS 2020 dari partai Republik Donald Trump menolak untuk mengatakan bahwa dia akan menerima hasil pemilu seandainya dia kalah.

Pada hari-hari penutupan kampanye, beberapa pendukungnya berbicara tentang kecurangan pemilihan.

Dilansir CNBC.com, pada rapat umum luar ruangan di Arizona pada Rabu (28/10/2020), Trump mengatakan polling yang menunjukkan bahwa dirinya berada di belakang calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, adalah "palsu".

Trump dengan kata-katanya meningkatkan ekspektasi pendukungnya atas kemenangan.

Ia juga mengatakan dia khawatir akan adanya penipuan atau kecurangan pemilu.

Baca juga: Voting Awal Pemilu AS 2020: Berapa Banyak Masyarakat yang Sudah Memilih sebelum 3 November?

Baca juga: Donald Trump Optimis Menangkan Texas, Hasil Polling Beda Tipis

Padahal, menurut penelitian yang berulang kali, kecurangan dalam pemilu adalah sangat jarang terjadi, dan dalam banyak kasus justru tidak ada.

"Masalah terbesar yang kami hadapi adalah jika mereka curang dengan surat suara. Itu masalah terbesar saya," ujar Donald Trump kepada para pendukung di Bandara Phoenix Goodyear minggu ini.

"Itulah satu-satunya hal yang saya khawatirkan."

Presiden AS Donald Trump setelah berbicara dalam rapat umum Make America Great Again di Bandara Phoenix Goodyear 28 Oktober 2020, di Goodyear, Arizona. (Brendan Smialowski / AFP)

Pengikut pun mendukung klaimnya.

"Jika presiden kalah, saya pikir itu adalah penipuan pemilu masif," kata Tammy Byler (54), seorang manajer operasi di Waddell, Arizona.

"Ada begitu banyak penipuan pemilih yang terjadi," tambahnya.

Byler, yang mengatakan bahwa dia mengikuti QAnon, sebuah teori konspirasi sayap kanan, menyatakan keyakinannya bahwa Trump akan memenangkan pemilihan umum.

Dia mengatakan dia tidak percaya Trump bisa secara sah mendapatkan suara lebih sedikit daripada lawannya.

"Mari kita lihat kerumunannya," katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini