TRIBUNNEWS.COM - Iran mengkritik upaya perdamaian OSCE Minsk Group atas Nagarno-Karabakh.
Mengutip Al Jazeera, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi membahas rencana Teheran untuk melakukan gencatan senjata yang berkelanjutan, setelah tur diplomatik regional pada Jumat (30/10/2020).
Sebelumnya, sudah ada tiga upaya gencatan senjata untuk mengakhiri konflik Armenia-Azerbaijan tetapi berujung pada kegagalan.
Armenia dan Azerbaijan, yang telah terlibat konflik militer selama lebih dari sebulan di wilayah Nagorno-Karabakh, saling menuduh gagal mematuhi ketentuan gencatan senjata kemanusiaan.
Baca juga: Konflik Armenia vs Azerbaijan: Upaya Gencatan Senjata Ketiga Gagal
Baca juga: Konflik Armenia vs Azerbaijan di Nagarno-Karabakh: PM Armenia Akui Ada Banyak Korban
Araghchi pekan ini mengatakan, Kelompok Minsk, yang didirikan hampir 30 tahun lalu untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan, dan diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS, telah gagal dalam misinya.
"Beberapa negara anggota kelompok ini bahkan tidak berada di kawasan ini dan inefisiensi mereka telah terbukti," kata Araghchi kepada IRNA yang dikelola negara.
"Para pemain asing dari Kelompok Minsk, Prancis dan AS, jauh dari kawasan ini dan terputus tidak hanya secara politik, tetapi juga secara emosional dan etis, sementara tidak memiliki keinginan nyata untuk membangun perdamaian di Karabakh," tambahnya.
Rincian rencana Teheran belum dipublikasikan, tetapi republik Islam itu mengatakan ingin menghentikan pertumpahan darah, terutama di kalangan warga sipil.
Baca juga: Konflik Armenia vs Azerbaijan: Jumlah Korban Meningkat, Ribuan Orang Tinggalkan Rumah Mereka
Baca juga: POPULER Internasional: WNI di Jepang Ditangkap Polisi | Konflik Armenia vs Azerbaijan
Pertempuran Meletus 27 September 2020
Diketahui, pertempuran yang meletus ejak 27 September 2020, lebih dari 1.000 orang tewas di kedua sisi, termasuk beberapa warga sipil.
Iran, yang berbatasan dengan Armenia dan Azerbaijan, berulang kali menyatakan mendukung penyelesaian konflik melalui dialog dalam kerangka hukum internasional dan dengan menghormati keutuhan wilayah Azerbaijan.
Menurut beberapa resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, yang dihuni oleh mayoritas orang Armenia, secara resmi menjadi wilayah Azerbaijan dan di bawah pendudukan.
Di Moskow awal pekan ini, Araghchi berbicara dengan mitranya dari Rusia dalam apa yang disebutnya pertemuan "bermanfaat".
Pada hari Selasa, pejabat Iran berada di Baku untuk bertemu dengan pejabat tingkat tinggi Azerbaijan termasuk Presiden Ilham Aliyev.
Baca juga: Istri PM Armenia Jalani Pelatihan Militer dan akan Gabung dengan Pasukan Perang di Nagarno-Karabakh
Baca juga: Turki Siap Kirim Pasukan Bantu Azerbaijan Melawan Armenia