TRIBUNNEWS.COM - Para ahli, termasuk mereka yang bertugas di Food and Drug Administration (Administrasi Makanan dan Obat/FDA) dan Centers for Disease Control and Prevention (Pengendalian dan Pencegahan Penyakit/CDC) AS pertanyakan data yang dirilis AstraZeneca tentang vaksin Covid-19.
Dalam siaran pers pada Senin (23/11/2020), raksasa farmasi itu mengumumkan, rata-rata vaksinnya efektif hingga 70 persen.
Namun, menurut para ahli, data yang dirilis AstraZeneca tidak mengarahkan pada kesimpulan tersebut.
Baca juga: RI Resmi Teken Perjanjan Kerjasama Bilateral Vaksin dengan CEPI
Baca juga: Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca Kurang Efektif Dibandingkan Pfizer & Moderna, Tapi Ini Kelebihannya
Dr Paul Offit, anggota Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait FDA yang akan meninjau vaksin Covid-19 sebelum dipasarkan buka suara soal ini.
"Tanpa mengetahui hal ini (data), sulit untuk mengetahui pentingnya temuan mereka," kata Dr Offit.
Ketika dua perusahaan farmasi lain, Pfizer dan Moderna, merilis hasil kemanjuran mereka awal bulan ini, mereka memasukkan data yang mengarah ke hasil mereka.
Dalam siaran persnya Senin yang dikutip Tribunnews dari CNN, AstraZeneca mempresentasikan analisis terhadap 23.000 peserta dalam uji coba Tahap 3.
Beberapa peserta menerima vaksin Covid-19, sementara yang lain menerima jenis vaksin atau suntikan plasebo yang berbeda.
Kemudian Dewan Ahli Independen menentukan sejauh mana kelompok yang menerima vaksin Covid-19 terlindungi dari penyakit tersebut.
Siaran pers AstraZeneca menerangkan, total 131 peserta penelitian mengembangkan Covid-19, tetapi tidak mengatakan berapa banyak dari orang-orang itu yang telah menerima vaksin Covid-19 dan berapa banyak yang tidak.
Baca juga: Terbukti dari Pengalaman Masa Lalu, Vaksin di Indonesia Berhasil Cegah Penyakit Menular
Baca juga: Selain Memilih Pengganti Maruf Amin, Munas MUI Besok Juga Bahas Fatwa Vaksin Corona
Kerja Sama dengan Oxford
AstraZeneca menjalankan uji coba vaksin bekerja sama dengan Universitas Oxford di Inggris.
Juru bicara perusahaan dan universitas tidak menanggapi pertanyaan dari CNN pada Senin.
Lebih lanjut, para ahli juga memiliki pertanyaan tentang keamanan vaksin AstraZeneca.