TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Kasus konfirmasi virus corona (Covid-19) di dunia mencapai 60 juta, per Rabu (25/11/2020).
Secara global, kasus positif Covid-19 mencapai 60,005 juta dan kasus kematian pada 1,4 juta.
Peningkatan kasus baru harian di Amerika Serikat turut menyumbang total kasus dunia.
Akibatnya, terjadi rekor jumlah pasien rawat inap di Amerika Serikat, menurut penghitungan Reuters, Kamis (26/11/2020).
Baca juga: Qantas Airlines Wajibkan Penumpang Rute Internasional Vaksinasi Covid-19 Sebelum Terbang
Para pejabat di Amerika Serikat, negara yang terkena dampak terburuk di dunia, mendesak warganya untuk tinggal di rumah selama liburan Thanksgiving yang segera diperingati, karena lonjakan jumlah pasien Covid-19.
Amerika Serikat telah melaporkan 1 juta kasus baru Covid-19 baru dalam waktu kurang dari seminggu, sehingga total kasus infeksi yang dilaporkan menjadi lebih dari 12,5 juta.
Sementara jumlah kasus kematian menjadi 260.000, menurut data Reuters berdasarkan pernyataan resmi.
Analisis data Reuters menunjukkan tingkat kasus baru meningkat secara global.
Hanya butuh 17 hari untuk mencapai 60 juta kasus dari angka 50 juta kasus.
Sementara sebelumnya butuh 21 hari untuk mencapai 50 juta kasus dari 40 juta.
Sekitar 580.000 kasus telah dilaporkan setiap hari selama seminggu terakhir dan sekitar setengah dari semua kasus sejak dimulainya pandemi dilaporkan selama 70 hari terakhir.
Baca juga: Mempelai Wanita Positif Covid-19, Pernikahan di Ponogoro Tetap Digelar, Begini Kisahnya
Di Eropa, 1 juta kasus baru tercatat hanya dalam lima hari, dengan total lebih dari 16 juta kasus, termasuk 365.000 kasus kematian.
Pemerintah di seluruh Eropa berjuang untuk memberlakukan pembatasan pada kehidupan publik sambil memungkinkan keluarga untuk merayakan Natal tanpa memicu wabah lebih lanjut.
Sementara penguncian nasional di Inggris akan berakhir minggu depan, Jerman, Spanyol, dan Italia semuanya telah mengumumkan pembatasan selama periode liburan, termasuk batas tamu rumah.
Wilayah Amerika Latin memiliki jumlah kematian yang dilaporkan tertinggi di dunia, mewakili sekitar 21% dari semua kasus global dan lebih dari 31% dari semua kematian global yang dilaporkan.
Brasil pekan lalu bergabung dengan Amerika Serikat dan India sebagai satu-satunya negara yang telah mencatat lebih dari 6 juta infeksi.
Dengan hampir 170.000 korban jiwa yang dikonfirmasi, Brasil memiliki jumlah kematian tertinggi kedua di dunia.
Sementara India tetap menjadi negara terdampak terburuk kedua di dunia dengan hampir 9,2 juta kasus, dan terus melaporkan perlambatan kasus baru dalam beberapa pekan terakhir.
Dilaporkan rata-rata sekitar 44.000 kasus sehari selama seminggu terakhir, jauh turun dari puncak kasus pada 97.900 kasus di pertengahan September.
Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, DPR Minta Pemerintah Hati-hati Putuskan Libur Panjang Akhir Tahun
Negara-negara Asia-Pasifik seperti Cina, Korea Selatan, Singapura, Australia, dan Selandia Baru telah menunjukkan cepat menekan penyebaran wabah.
Worldomenters merilis data terbaru Kamis (26/11/2020) pukul 10.00 WIB, kasus konfirmasi Covid-19 mencapai 60.717.542 orang.
Sementara kasus kematian di dunia mencapai 1.426.779 orang dan 42.028.729 pasien sembuh dari Covid-19.
Sebagaimana diberitakan, kasus positif Covid-19 global sudah melebihi 50 juta, per Minggu (8/11/2020) lalu.
Gelombang kedua global sedang menguji sistem perawatan kesehatan di seluruh Eropa, mendorong Jerman, Prancis, dan Inggris untuk memerintahkan banyak warganya kembali ke rumah mereka lagi.
Sebelumnya WHO sudah memperingatkan negara-negara di dunia, khususnya Eropa untuk mengambil tindakan lebih lanjut guna menekan penyebaran Covid-19.
Saat itu WHO memperingatkan akan terjadi lonjakan kasus Covid-19.
"Ini adalah momen berbahaya bagi banyak negara di belahan bumi utara seiring lonjakan kasus," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada pembukaan KTT Kesehatan Dunia tiga hari di Berlin, seperti dilansir AFP dan Channel News Asia, Senin (26/10/2020).
Tetapi dia menambahkan,banyak orang tidak berdaya melawan virus, karena kurang disiplinnya menerapkan pentingnya 3 M yakni menjaga jarak sosial, mencuci tangan, dan memakai masker serta menjauhi pertemuan yang berjumlah banyak di ruang tertutup.
Dia kembali menyerukan kepada para pemimpin negara untuk kembali mengingatkan warganya untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan 3 M dalam segala aktivitas untuk menekan laju pertumbuhan kasus yang makin meninggi akhir-akhir ini.
"Lagi dan lagi kita telah melihat, bahwa mengambil tindakan yang tepat dengan cepat berarti wabah akan dapat dikelola."
Baca juga: Di Forum Internasional, BPJS Kesehatan Paparkan Aksi Gotong Royong Indonesia dalam Tangani Covid-19
Berbicara pada pertemuan yang sama, yang diadakan secara online tahun ini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dalam pesan videonya menyebut pandemi itu sebagai "krisis terbesar di zaman kita".
Karena itu kata dia, butuh solidaritas dunia dalam setiap langkah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dari negara masing-masing.
"Kami membutuhkan solidaritas global di setiap langkah," katanya.
Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin) Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).(*)
(Reuters/AFP/Channel News Asia)