News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dr Hisashi Yamada: Jepang Butuh Tenaga Kerja Asing, Tapi Perlu Sosialisasi ke Masyarakat

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr. Hisashi Yamada, vice chairman of the Japan Research Institute (JRI).

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Saat ini jumlah tenaga kerja di Jepang semakin sedikit, sehingga perlu tenaga kerja tambahan dari luar negeri.

Namun pemerintah Jepang perlu melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat karena masih belum diterima sepenuhnya.

"Tenaga kerja asing tak bisa dihindari dan memang dibutuhkan Jepang. Namun sistem ketenagakerjaan asing di Jepang masih banyak hal yang perlu diperbaiki lebih lanjut. Masih banyak masyarakat yang belum mengenalnya dengan baik belum bisa menerima mereka dengan baik karena kurang pengertian," papar Dr Hisashi Yamada, vice chairman of the Japan Research Institute (JRI) kepada Tribunnews.com, Senin (14/12/2020).

"Oleh karena itu perlu sosialisasi lebih lanjut ke masyarakat Jepang terutama ke berbagai organisasi dan asosiasi yang ada di masyarakat Jepang," ujarnya.

Inisiatif pemerintah sudah baik namun perlu ditingkatkan lagi ke masyarakat Jepang.

Baca juga: Museum Bom Atom Hiroshima di Jepang Ditutup Hingga 3 Januari 2021

Dibandingkan dulu menurut Yamada memang ada seperti double standard.

Tenaga asing belum diakui sebagai pekerja formal, tetapi sejak Desember 2018 pemerintah sudah mulai mengakuinya sebagai tenaga kerja asing, baik pemagang maupun pelajar yang masuk ke Jepang dengan sistem tokutei ginou (TK) yang muncul saat itu.

Dengan diakuinya tenaga kerja asing sebagai tenaga kerja formal atau resmi, diharapkan mereka yang memang berencana bekerja di Jepang dapat bekerja dalam jangka waktu lama.

"Bagi yang ingin bekerja di Jepang tentu diharapkan bisa bekerja dalam jangka waktu lama atau panjang sebagai pekerja resmi nantinya," kata dia.

Setelah sistem baru diperkenalkan dua tahun lalu, sayangnya tahun ini muncul pandemi Corona, sehingga mengganggu sistem itu sendiri dan menutup kembali pintu masuk pekerja asing ke Jepang.

"Sayang sekali baru saja diperkenalkan sistem tenaga kerja asing yang baru lalu muncul pandemi Corona ini," katanya.

Baca juga: Seorang Staf dan Siswa SMA Terpapar Covid-19, Sekolah di Jepang Diliburkan 2 Minggu

Yamada juga mengingatkan munculnya berbagai kriminalitas yang dilakukan tenaga kerja asing juga harus ditangani lebih serius lagi oleh pemerintah Jepang.

"Pengawasan oleh pengelola atau organisasi yang mengatur memasukkan tenaga kerja asing juga perlu dilakukan lebih baik lagi sehingga dampak negatif seperti munculnya kriminal akhir-akhir ini dapat ditekan serendah mungkin," kata dia.

Perbaikan sistem itu terutama oleh pelaksana di lapangan perlu dilakukan dengan lebih baik lagi.

"Oleh karena itu penerimaan tenaga kerja asing perlu dilakukan step by step supaya menuju ke arah yang positif nantinya," lanjut Yamada.

Belakangan ini banyak tindak kriminalitas yang dilakukan tenaga kerja Vietnam, misalnya mencuri buah, mencuri ternak serta berbagai kejahatan tindak pidana yang dilakukan termasuk pemalsuan kartu pengenal (zairyu card) dan memperjualbelikannya.

Hal ini (pemalsuan Zairyu Card) juga dilakukan beberapa WNI di Jepang yang akhirnya tertangkap kepolisian Jepang.

Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini