Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Pangeran Harry melakukan obrolan serius dengan mantan pacarnya, Chelsy Davy setelah pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton.
Percakapan itulah yang membuat Pangeran Harry dan Chelsy akhirnya berpisah dengan baik-baik.
Pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton tahun 2011 lalu seperti pernikahan impian bagi sebagian orang.
Tapi bagi sebagian lainnya, pernikahan itu tampak seperti acara penuh tekanan yang ingin dihindari.
Mungkin itulah yang dirasakan mantan pacar Pangeran Harry, Chelsy Davy.
Pangeran Harry dulunya menjalani hubungan putus-nyambung dengan Chelsy Davy.
Baca juga: Ratu Elizabeth Bicara Pandemi dalam Pidato Natal, Tak Sebut Harry & Meghan dan Dipertanyakan Netizen
Baca juga: Video Editan Ratu Elizabeth II Singgung Pangeran Harry dan Meghan Markle, Ini Maksud di Baliknya
Saat Pangeran William dan Kate Middleton menikah, Harry dan Chelsy sedang tidak berpacaran.
Namun Chelsy diundang ke pernikahan sebagai orang yang dekat dengan keluarga kerajaan.
Rupanya, melihat Kate di hari itu adalah momentum terakhir bagi Chelsy yang kemudian mendorongnya untuk berbicara serius dengan Pangeran Harry.
Tertulis dalam buku Battle of Brothers, pakar kerajaan Robert Lacey menulis bahwa tak lama setelah pernikahan, Chelsy mengajak Harry untuk berbicara serius tentang mengakhiri hubungan mereka untuk selamanya.
"Pada tahun 2011, setelah banyak datang dan pergi, Chelsy akhirnya memutuskan untuk benar-benar pergi — dan ironisnya, pernikahan megah Kate dan William di musim semi itu menyadarkannya," tulis Lacey, menurut The Mirror.
"Menurut seorang teman, Chelsy memberi tahu Harry bahwa dia tidak akan pernah bisa membuat pengorbanan seperti yang Kate lakukan, terutama ketika harus membentuk hidupnya di sekitar perhatian pers yang terus menerus."
Menurut laporan Mirror, Chelsy menggambarkan pernikahan kerajaan seperti pernikahan yang "sangat gila, menakutkan, dan tidak nyaman."
Penulis biografi kerajaan lainnya, Angela Levin, juga meliput reaksi Chelsy terhadap pernikahan kerajaan Will dan Kate dalam bukunya, Harry: Conversations with the Prince.
"Seorang teman mengungkapkan bahwa melihat kebesaran dan kemegahan hari itu meyakinkan Chelsy bahwa dia dan Harry benar harus berpisah," tulisnya, menurut The Mirror.
"Meskipun mereka memiliki banyak kesamaan, dia melihat dengan jelas bahwa karena mereka berasal dari dunia yang berbeda, hal itu tidak akan pernah berhasil, terutama karena dia menghargai privasinya dan menjaganya dengan sangat hati-hati."
Jelas, semuanya berjalan seperti yang seharusnya, karena Harry kemudian menemukan belahan jiwanya, Meghan Markle, dan Chelsy juga telah move on.
Cerita Mantan Pacar Pangeran Harry Lainnya, Cressida Bonas, yang Menyebut Pernikahannya yang Tak Sempurna akibat Pandemi
Cressida Bonas menceritakan tentang pernikahannya yang dia selenggarakan di Inggris di tengah pandemi virus corona.
Aktris yang dikenal karena berkencan dengan Pangeran Harry dari 2012 hingga 2014 itu, menulis esai tentang pernikahan era COVID-19 untuk majalah The Spectator.
Ia mengungkapkan semua ritual upacara dimodifikasi agar sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan.
Wanita 31 tahun itu menulis bahwa dia dan pasangannya, Harry Wentworth-Stanley mempersiapkan pernikahan mereka dalam waktu kurang dari dua minggu.
Hari H pernikahan tetap menjadi hari impiannya meskipun tidak persis seperti yang dia inginkan.
Baca juga: Viral Tiruan Ratu Elizabeth II Sampaikan Pesan Natal, Singgung Kepergian Pangeran Harry dan Meghan
Baca juga: Kartu Natal Meghan Markle dan Pangeran Harry, Tunjukkan Keceriaan Keluarga Bersama Archie
Bonas menyebut ada banyak insiden yang terjadi pada hari H pernikahan.
Muncul bintil di matanya.
Ia juga sempat tersesat dalam perjalanan ke gereja.
Tak sampai di situ, Bonas juga menginjak genangan air saat keluar dari mobil karena hujan terus-menerus.
Namun Bonas mengatakan bahwa "semua insiden tak berarti lagi" ketika dia melihatnya tunangan menunggunya di altar.
"Peraturan Covid, ketidakpastian, rencana yang harus diubah, semua hilang ketika aku memegang tangan Harry," kata Bonas.
Bonas mengenakan "rok berdebu" yang ia temukan di lemari pakaiannya.
Gaun itu pernah ia pakai saat tampil di video klip James Arthur.
"Setelah beberapa kali menyetrika, pakaian itu terlihat seperti baru," tulisnya.
Bonas menyebut ia memilih gaun itu setelah gagal menemukan apa pun untuk dikenakan beberapa hari sebelum pernikahan.
Soal pesta pernikahan, Bonas berkata bahwa "satu-satunya bagian yang menyedihkan dari hari yang bahagia" adalah bahwa semua keluarganya tidak bisa hadir.
"Saya yakin kami menghargai keluarga dan teman kami, bahkan lebih, ketika mereka tidak ada," tulisnya.
Bonas dan Wentworth-Stanley terpaksa memotong daftar tamu mereka menjadi hanya 30 undangan saja.
Jumlah itu cukup sulit mengingat mereka memiliki 22 saudara kandung.
"Sebelum kami sadar bahwa kami akan mengadakan 'pernikahan Covid', kami terus berbicara tentang pesta, daftar tamu, kue, harapan orang-orang, seperti apa seharusnya dan lain-lain," tulis Bonas.
"Tapi memiliki sebagian kecil dari keluarga Harry dan keluargaku di gereja membuatnya sangat istimewa."
Bonas mengatakan bahwa pernikahan itu memang bukan lah pernikahan seperti yang mereka inginkan.
Namun pernikahan itu lebih intim dan istimewa dari yang pernah dibayangkan.
"Tidak sempurna namun sempurna -hari yang tidak akan pernah kami lupakan," tambahnya tentang pencapaian penting dalam hubungan mereka.
Bonas dan Wentworth-Stanley bertunangan pada Agustus 2019 setelah berpacaran selama sekitar dua tahun.
Aktris White House Farm itu mengatakan pada bulan Juni bahwa dia dan Wentworth-Stanley harus menunda pernikahan mereka karena pandemi.
"Sayangnya pernikahan ditunda," katanya dalam sebuah wawancara dengan The Daily Telegraph.
"Kami tidak begitu yakin apa langkah kami selanjutnya, tapi kami harus menunda pernikahan."
Sebuah sumber mengatakan kepada PEOPLE pada April 2014 bahwa perpisahan Bonas dari Pangeran Harry adalah perpisahan yang baik.
Bonas bahkan menghadiri pernikahan Harry dan Meghan Markle pada 2018.
Sementara itu, Inggris kini telah mencatat lebih dari 2 juta kasus COVID-19, dengan setidaknya 69.051 kematian terkait dengan virus tersebut, menurut data dari New York Times.
Mutasi baru virus telah ditemukan di negara itu, yang mengarah pada penguncian baru yang lebih ketat yang diumumkan pada akhir pekan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)