TRIBUNNEWS.COM - Seorang dokter yang bertugas di UGD sebuah rumah sakit di Georgia AS positif terpapar Covid-19 sembilan hari setelah dirinya disuntik vaksin.
Namun, bukan berarti vaksin tersebut tidak ampuh, ada beberapa faktor yang menyebabkannya.
Seperti yang dilansir Business Insider, Josh Mugele bekerja di shift malam pada hari Natal.
Meskipun ia telah merawat pasien virus corona sejak awal pandemi, ia makin sibuk karena kapasitas rumah sakitnya telah banyak ditingkatkan sehingga lebih banyak pasien datang.
Akan tetapi, Mugele juga merasa sedikit nyaman karena telah menerima dosis pertama vaksin virus corona Pfizer pada 20 Desember lalu.
"Saya menjalani tiga giliran kerja berturut-turut hingga tanggal vaksinasi," kata Mugele, seorang dokter ruang gawat darurat di Northeast Georgia Medical Center di Gainesville, Georgia, kepada Business Insider.
Baca juga: Alasan Fadli Zon Minta Pemerintah Tak Cuma Andalkan Vaksin Sinovac dan Sarankan Impor Vaksin Pfizer
Baca juga: Prioritas Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia: Tenaga Kesehatan yang Utama, Disusul Petugas Publik
"Saya sangat gugup, saya khawatir akan terpapar sebelum sempat divaksin."
"Sejujurnya saya benar-benar merasa lega ketika, pada tanggal 20, saya benar-benar bisa mendapatkan vaksin dan saya pikir saya sudah melewati garis finis."
Namun pada hari Senin seminggu setelahnya, dia merasa sakit kepala mengalami batuk.
Keesokan harinya, Mugele dinyatakan positif COVID-19.
"Pada awalnya saya takut, tetapi saya pikir saya lebih merasa marah daripada takut," kata Mugele.
"Terinfeksi Covid-19 setelah divaksin rasanya konyol dan membuat frustasi."
Vaksin Pfizer diberikan dalam dua suntikan dengan selang waktu 21 hari
Mugele sebenarnya tahu bahwa ada kemungkinan sakit setelah dosis pertamanya.