Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Inggris mengaktifkan kembali rumah sakit darurat yang dibangun pada awal pandemi dan menutup sekolah dasar di London pada Jumat (1/1/2020) waktu setempat untuk melawan penyebaran cepat varian virus corona yang jauh lebih menular.
Dengan lebih dari 50 ribu kasus baru harian Covid-19 selama empat hari terakhir, dinas kesehatan mengatakan sedang membutuhkan lebih banyak tempat tidur.
Dengan ibu kota salah satu daerah yang paling terpukul oleh varian baru, yang hingga 70 persen lebih menular, pemerintah juga memutuskan untuk menutup semua sekolah dasar London, membalikkan keputusan yang dibuat hanya dua hari yang lalu.
"Pendidikan dan kesejahteraan anak-anak tetap menjadi prioritas nasional," kata Menteri Pendidikan Gavin Williamson, seperti dilansir Reuters, Sabtu (2/1/2020).
Inggris sedang berjuang melawan gelombang baru virus yang telah menewaskan lebih dari 74 ribu orang dan menghancurkan ekonomi.
Termasuk negara terparah di dunia yang terkena dampak, dengan 53.285 kasus dalam 24 jam terakhir pada hari Jumat, dan 613 kematian baru.
Pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson telah dikritik karena sering melakukan kebijakan yang berganti-ganti selama pandemi, termasuk menunda lockdown selama gelombang pertama pada bulan Maret lalu dan meninggalkan sistem untuk memberikan nilai sekolah tanpa ujian.
Baca juga: MHRA Inggris Terbitkan Izin untuk Vaksin AstraZeneca, Angin Segar Buat Indonesia?
Rumah sakit darurat sementara 'Nightingale' di lokasi seperti pusat konvensi adalah satu keberhasilan, dibangun oleh militer dalam hitungan hari.
Rumah sakit-rumah sakit darurat itu hampir tidak digunakan selama ini tetapi tetap disiagakan.
Sebuah laporan Sky News mengatakan unit perawatan intensif tiga rumah sakit London penuh pada malam Tahun Baru, memaksa pasien dipindahkan ke rumah sakit lain untuk perawatan kritis.(Reuters)