Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejumlah pihak termasuk para ekonom di Jepang bingung dengan masa depannya setelah selama tahun 2020 dihantam pandemi corona.
Hingga awal 2021 ini pandemi belum juga ada tanda-tanda akan berakhir.
"Menurut perkiraan 35 ekonom swasta yang dihimpun oleh Pusat Penelitian Ekonomi Jepang, sebuah asosiasi yang didirikan untuk kepentingan publik, tingkat pertumbuhan ekonomi Jepang akan minus 5,37 persen secara riil tidak termasuk fluktuasi harga tahun ini dan di tahun kedua Reiwa (2020)," papar sumber Tribunnews.com, Minggu (2/1/2021).
Meskipun menurun, diperkirakan akan pulih ke + 3,42 persen di tahun fiskal baru 2021 ini.
"Ini karena pembatasan kegiatan ekonomi secara bertahap berkurang, "konsumsi pribadi" diperkirakan meningkat, dan "ekspor" diperkirakan akan meluas, berpusat pada suku cadang elektronik untuk China dan mobil untuk Amerika Serikat," jelasnya.
Baca juga: Besok Status Darurat Siaga Satu Covid-19 Kemungkinan Diberlakukan Lagi di Tokyo Jepang
Tingkat pertumbuhan yang diprediksi akan menjadi tingkat tertinggi sejak 1995, yang sebanding, tetapi tidak akan mencapai "4,0 persen" yang diharapkan oleh pemerintah, dan ekonomi akan terinfeksi pada paruh pertama tahun depan dan tahun ke-4 Reiwa.
Ada banyak pandangan yang sulit untuk merealisasikan pandangan pemerintah yang akan pulih ke level sebelum ekspansi.
"Pemerintah tampaknya akan terus menghadapi keputusan sulit tentang bagaimana mencegah penyebaran infeksi virus corona dan menyeimbangkan kegiatan ekonomi dan menempatkan ekonomi Jepang pada jalur pemulihan," jelasnya.
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com