TRIBUNNEWS.COM, DUBAI – Iran mengingatkan Korea Selatan harus menghindari mempolitisasi penyitaan kapal tanker oleh Garda Revolusi Iran di Teluk.
Hal itu dilaporkan media pemerintah Iran seperti dilansir Reuters, Senin (11/1/2021).
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Choi Jong-kun, tiba di Teheran pada Minggu (10/1/2021) untuk membahas pembebasan Kapal Tanker MT Hankuk Chemi yang berbendera Korea Selatan, yang disita oleh Garda Revolusi Iran di dekat Selat Hormuz.
“Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan kepada Choi , Seoul harus menahan diri untuk mempolitisasi masalah dan propaganda tanpa hasil dan memungkinkan proses hukum dilanjutkan," seperti dilaporkan TV Negara Iran.
Baca juga: Delegasi Korea Selatan Bertolak ke Iran untuk Lepasan Kapal Tanker yang Disita
Juru bicara pemerintah Iran mengatakan pada Selasa lalu, kapal itu disita berdasarkan perintah pengadilan Iran karena terkait "pencemaran lingkungan".
Namun, operator kapal yang berbasis di Busan, Taikun Shipping Co. Ltd., mengatakan kepada Reuters tidak ada indikasi sebelum penyitaan kapal itu bahwa otoritas Iran menyelidiki kemungkinan pelanggaran aturan lingkungan.
"Selama sekitar dua setengah tahun, bank-bank Korea Selatan telah membekukan dana Iran. Itu tidak dapat diterima. Dalam pandangan kami, ini lebih karena kurangnya kemauan politik Seoul (untuk menyelesaikan masalah) daripada sanksi AS," kata kantor berita resmi Fars seperti dikutip Araqchi.
Ketegangan baru terjadi di antara kedua negara setelah kapal tanker Korea Selatan MT Hankuk Chemi, disita pada Senin (4/1/2021) oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) atas tuduhan melakukan pencemaran kimia di laut. Operator kapal membantah tuduhan tersebut.
Kapal dengan lima warga Korea Selatan, 11 warga Myanmar, dua Warga Negara Indonesia (WNI) dan dua warga Vietnam melakukan perjalanan dari Arab Saudi ke Uni Emirat Arab (UEA).
Para pejabat Iran mengatakan semua awak kapal dalam kondisi aman.
Direktur Jenderal urusan Afrika dan Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Koh Kyung-sok, bertemu dengan Duta Besar Iran Saeed Badamchi Shabestari pada Selasa (5/1/2021) untuk membahas masalah ini.
Dia menyuarakan penyesalan dan menyerukan pembebasan segera kapal dan anggota krunya.
“Kedua belah pihak masih berbagi pemahaman bahwa masalah ini harus diselesaikan secara diplomatis,” kata seorang pejabat kementerian yang enggan namanya disebut.
"Itulah yang kami sepakati dengan duta besar Iran selama pertemuan itu," kata pejabat itu.