Tentara melakukan latihan untuk drone buatan lokal dan menembakkan torpedo dari kapal selam buatan lokal.
Sementara IRGC meluncurkan pangkalan rudal bawah tanah yang besar dan menguji rudal jarak jauh yang dikatakannya dapat menghancurkan kapal dan kapal induk musuh lebih dari 1.800 kilometer.
Baca juga: Iran Peringatkan AS, Akan Perkarakan Washington ke Mahkamah Internasional
Tanggapan Menteri Luar Negeri Iran
Pada Minggu (17/1/2021), Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengutuk misi B-52.
Zarif mengatakan, AS harus membelanjakan miliaran militernya "untuk kesehatan pembayar pajak Anda" jika itu dimaksudkan untuk mengintimidasi Iran.
"Meskipun kami belum memulai perang selama lebih dari 200 tahun, kami tidak malu untuk menghancurkan para penyerang," katanya.
Dalam pidatonya pada Selasa (19/1/2021), Panglima IRGC Hossein Salami mengatakan, latihan perang membawa "ketenangan dan kepercayaan" bagi rakyat Iran dan sinyal bahwa Iran tidak akan goyah dalam mempertahankan dirinya sendiri.
"Tangan kami berada di pelatuk yang mewakili bangsa Iran yang hebat," katanya.
Presiden terpilih AS Joe Biden, yang akan menggantikan Trump pada Rabu (20/1/2021), telah berjanji untuk meredakan ketegangan dengan Teheran dengan merevitalisasi kesepakatan nuklir 2015 yang ditarik Trump secara sepihak pada 2018.
Bagaimanapun, Biden mengisyaratkan bahwa Washington mencoba melakukan negosiasi yang lebih luas atas program rudal Iran dan pengaruh regionalnya, sesuatu yang telah ditolak Iran.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)