News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Aung San Suu Kyi Ditahan Bersama Tokoh Penting Lainnya, Juru Bicara: Militer Menguasai Ibu Kota

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Parlemen Myanmar telah memilih loyalis Aung San Suu Kyi (kanan) sebagai presiden baru, menggantikan Htin Kyaw yang tiba-tiba mengundurkan diri minggu lalu. Loyalis Suu Kyi itu bernama Win Myint (66).

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, ditahan oleh militer.

Hal ini disampaikan seorang juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi kepada CNN, Senin (1/2/2021).

Selain Aung San Suu Kyi, ada tokoh penting pemerintah lainnya yang juga ditahan.

"Aung San Suu Kyi dan beberapa tokoh senior lainnya ditahan di (ibu kota) Naypyidaw," kata juru bicara Myo Nyunt, dikutip Tribunnews dari CNN.

Ia menambahkan beberapa menteri dari negara bagian di Myanmar telah ditahan oleh militer.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditangkap Hari Ini, Koneksi Internet dan Saluran Telepon Myanmar Terganggu

Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditangkap, Inilah Kilas Balik Krisis Politik Myanmar

"Militer tampaknya menguasai ibu kota sekarang," imbuh dia.

Tindakan itu dilakukan setelah ketegangan antara pemerintah sipil dan militer meningkat setelah pemilihan umum yang menurut tentara curang.

NLD mengklaim kemenangan setelah pemilu digelar pada November 2020 lalu.

Hal itu menandai pemungutan suara demokratis kedua di Myanmar sejak berakhirnya kekuasaan militer pada 2015.

Dalam pernyataan yang dirilis 29 Januari, misi internasional di Myanmar mendesak militer untuk mematuhi norma-norma demokrasi.

"Kami menentang segala upaya untuk mengubah hasil pemilu atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar," bunyi pernyataan itu, yang ditandatangani perwakilan dari AS, Inggris, dan Uni Eropa.

"Kami mendukung semua orang yang bekerja menuju kebebasan demokrasi lebih besar, perdamaian abadi, dan kemakmuran inklusif bagi rakyat Myanmar," tambahnya.

Organisasi non-pemerintah hak asasi manusia, Burma Rights UK, mengatakan dalam sebuah unggahan di Twitter, berita penahanan Suu Kyi "menghancurkan".

"Ini perlu ditanggapi dengan tanggapan internasional yang paling kuat."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini