Di bawah konstitusi, militer berhak atas 25 persen kursi parlemen agar bisa mengontrol tiga kementerian utama dalam pemerintahan Suu Kyi.
Pemenang Nobel Perdamaian Suu Kyi (75) mulai berkuasa pada 2015 karena menang telak dalam pemilu.
Suu Kyi sempat menjadi tahanan rumah selama bertahun-tahun untuk memperjuangkan demokrasi di Myanmar.
Baca juga: Pemimpin, Presiden, Anggota Senior Partai Penguasa Myanmar Dikabarkan Ditangkap Saat Serangan Pagi
Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditangkap, Inilah Kilas Balik Krisis Politik Myanmar
Majelis parlemen yang baru terpilih akan melakukan sidang pertama kali pada Senin (1/2/2021) ini.
Namun militer meminta agar ditunda.
Menurut laporan BBC di Myanmar, kondisi negara ini seperti kudeta skala besar.
Saat ini, tentara tersebar di jalanan ibu kota Naypyitaw dan Kota Yangon.
Koneksi internet dan telepon di sejumlah kota besar Myanmar dilaporkan terganggu.
Lembaga penyiaran negara, MRTV mengatakan sedang mengalami masalah teknis hingga memutuskan tidak mengudara.
Seorang saksi mata mengatakan tentara dikerahkan di luar balai kota di kota utama Yangon.
Militer Myanmar pada Sabtu lalu mengatakan akan mematuhi konstitusi dan bertindak sesuai dengan hukum setelah sebelumnya menimbulkan kekhawatiran akan kudeta.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)