News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

PBB Peringatkan Myanmar atas Tanggapan Keras Terhadap Pengunjuk Rasa

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengunjuk rasa berkumpul di sebelah kendaraan militer yang diparkir di sepanjang jalan di pusat kota Yangon pada 15 Februari 2021, pagi hari setelah militer Myanmar memutus internet negara dan mengerahkan pasukan tambahan di seluruh negeri.

Polisi melakukan tindak kekerasaan saat membubarkan demonstran dan melakukan penembakan.

Seorang dokter mengatakan satu wanita mengalami luka tembak di bagian kepala.

Dokter mengatakan, wanita itu sedang kritis dan tidak mungkin selamat.

"Dia belum meninggal, dia berada di unit gawat darurat, tetapi 100 persen yakin cedera itu fatal," kata dokter, yang menolak untuk disebutkan namanya.

"Menurut X-ray, itu peluru asli," katanya.

Baik polisi maupun rumah sakit tidak menanggapi permintaan komentar.

Seorang pria mengalami luka di dada tetapi tidak dalam kondisi kritis.

"Masih belum jelas apakah dia terkena peluru asli atau peluru karet," kata dokter.

Tiga orang lainnya sedang dirawat karena luka akibat tertembak peluru karet yang diduga terjadi setelah polisi menembak pendemo.

Peristiwa ini terjadi setelah sebelumnya polisi menembakkan meriam air untuk mencoba membubarkan demonstran di Ibu Kota Naypyitaw.

Televisi pemerintah melaporkan korban luka-luka juga ada di pihak polisi selama upaya mereka untuk membubarkan demonstran.

Laporan ini membenarkan terjadinya bentrokan keras antara polisi dan demonstran di negara itu.

Baca juga: Takut Ditangkap Aparat, Warga Myanmar Patroli Malam Setelah Kudeta Militer

Tentara berjaga di jalan yang diblokade menuju parlemen Myanmar di Naypyidaw pada 1 Februari 2021, setelah militer menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam sebuah kudeta. (STRINGER / AFP)

Kudeta Myanmar

Insiden ini menandai pertumpahan darah pertama sejak militer, yang dipimpin oleh panglima angkatan bersenjata Jenderal Min Aung Hlaing.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini