Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang melalui Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan akan melakukan survei terhadap 3 juta orang yang divaksinasi Covid-19 untuk menyelidiki situasi efek sampingnya.
"Menyusul persetujuan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer tanggal 14 Februari lalu, pemerintah memulai vaksinasi tenaga medis pada tanggal 17 Februari besok. Dan setelah April, target vaksinasi akan diberikan kepada lansia serta umum sekitar Mei, Juni mendatang," papar sumber Tribunnews.com, Selasa (16/2/2021).
Secara umum, vaksinasi menyebabkan beberapa reaksi samping seperti bengkak dan nyeri, sehingga Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan telah memutuskan untuk melakukan kuesioner mulai April untuk menyelidiki reaksi samping dari vaksin virus corona tersebut.
Survei dilakukan melalui SMS dengan mengekstraksi 3 juta orang dari orang-orang yang divaksinasi, dan terdapat berbagai kemungkinan reaksi samping seperti demam 37,5 derajat atau lebih dalam 5 menit atau lebih, malaise, bengkak di tempat suntikan, dan sebagainya.
Baca juga: Komnas KIPI Belum Terima Laporan Efek Samping Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia
Baca juga: Vaksin Covid-19 Sputnik V Buatan Rusia Disebut Tak Ada Efek Samping Merugikan, 91,6 Persen Efektif
Data yang terkumpul akan dilaporkan ke pertemuan ahli Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan untuk memverifikasi apakah terkait dengan vaksinasi.
Kebijakannya adalah menyelidiki vaksin Moderna dan AstraZeneca, yang kontraknya dipasok Jepang dalam waktu dekat ini, menunggu persetujuan resmi pemerintah Jepang.
Jika disetujui di Jepang, dan jumlah total orang yang disurvei diperkirakan akan mencapai 3 juta orang.
Menurut Badan Penasihat AS untuk Penerapan Imunisasi, vaksinasi pertama dari sekitar 997.000 orang yang divaksinasi dengan vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Pfizer hasilnya sebagai berikut:
- 67,7% orang mengeluhkan nyeri di tempat inokulasi,
- Kelelahan 28,6%,
- Sakit kepala sebanyak 25,6%,
- Nyeri otot 17,2%,
- Demam 7,4%,
- Nyeri sendi 7,1%,
- Menggigil dan mual masing-masing 7%,
- Pembengkakan dilaporkan di 6,8%.
Reaksi alergi yang parah juga telah dilaporkan atas suntikan vaksin Pfizer.
Berdasarkan penyelidikan terhadap 9.943.247 vaksinasi di Amerika Serikat dari awal vaksinasi hingga tanggal 18 Januari, 50 kasus dipastikan memiliki reaksi alergi yang serius yang disebut "anafilaksis".
Hal tersebut adalah penghitungan yang dikonfirmasi pada tingkat 1.557 untuk setiap 200.000 vaksinasi.
Gejala berkisar antara 26 sampai 63 tahun dengan median 38,5 tahun dan 94 persen adalah perempuan.
Selain itu, 74 persen mengatakan bahwa mereka mengalami gejala dalam 15 menit setelah vaksinasi dan 90 persen mengalami gejala dalam waktu 30 menit.
80 persen mengatakan mereka pernah mengalami reaksi alergi terhadap obat atau makanan di masa lalu.
Sementara itu bagi WNI yang berkeinginan vaksinasi Covid-19 di Jepang dapat menghubungi Forum BBB, kelompok bisnis WNI yang berdomisili di Jepang dengan email: bbb@jepang.com subject: Vaksinasi