TRIBUNNEWS.COM - Tagar Whats Happening In Myanmar ramai digunakan oleh warganet dunia untuk memperlihatkan situasi yang sedang terjadi di Myanmar.
Mereka mengunggah foto dan video simbol "salam tiga jari" di media sosial disertai tagar #WhatsHappeningInMyanmar.
Selain salam tiga jari, netizen juga memposting foto dan video aksi brutal aparat membubarkan demonstran pembela Aung San Suu Kyi.
Para pengunjuk rasa menuntut pembebasan Suu Kyi dan pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), serta menuntut militer mundur dari pemerintahan.
Seperti dilansir BBC.com, Suu Kyi adalah seorang aktivis yang aktif menyuarakan hak kebebasan.
Suu Kyi menentang kepemerintahan jenderal atau tentara di Myanmar selama beberapa dekade Pada 2015 yang dinilai kejam.
Baca juga: Sosok Suster Ann, Biarawati yang Berlutut di Depan Aparat Agar Tidak Menembaki Demonstran Myanmar
Ia berhasil memimpin dan kemudian meraih kemenangan dalam pemilu pertama.
Pemilihan umum ini diperebutkan secara terbuka di Myanmar, namun ia kini dikudeta angkatan bersenjata Myanmar, Tatmadaw.
Militer kemudian mengambil kendali dan menangkap para pemimpin politik, termasuk Suu Kyi.
Angkatan ini berada dalam kendali Kementerian Pertahanan.
Merespons kudeta yang dilancarkan Tatmadaw, masyarakat Myanmar yang menggelar aksi unjuk rasa di berbagai kota.
Mereka terdiri dari berbagai elemen, seperti buruh, pegawai negeri, pekerja kantoran, tenaga medis, pelajar, dan mahasiswa.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (7/3/2021) yang melansir The Guardian, gestur salam tiga jari pertama kali terlihat di Myanmar, Minggu (8/2/2021).
Ini terlihat saat sedang terjadi aksi unjuk rasa besar-besaran yang digelar di jalanan kota Yangon, Myanmar.
Baca juga: Kudeta Myanmar Disebut untuk Melindungi Bisnis Junta Militer, Ini Sumber Kekayaan Tatmadaw
Beberapa tahun sebelum pergolakan sipil melanda Myanmar, tepatnya pada tahun 2014, salam tiga jari sudah terlebih dahulu muncul di Thailand.
Melalui sosial media, gestur itu menyebar luas ke dunia.
Kemudian menjadi simbol perlawanan serta solidaritas perjuangan demokrasi, yang selalu hadir di setiap aksi unjuk rasa.
Gestur tersebut pertama kali muncul saat aksi unjuk rasa menentang kudeta yang dilakukan oleh militer Thailand pada Mei 2014.
Setelah kudeta militer, sekelompok kecil pemuda berkumpul di depan pusat perbelanjaan di Thailand untuk berunjuk rasa.
Salah satu demonstran tiba-tiba mengangkat tangannya.
"Saat orang ini mulai, yang lain mengikuti. Jadi secara otomatis menjadi simbol anti kudeta," kata Sirawith Seritiwat, aktivis pro-demokrasi Thailand yang hadir saat unjuk rasa itu berlangsung.
Belakangan, salam tiga jari ditetapkan sebagai gestur terlarang oleh militer Thailand.
Salam Tiga Jari di Indonesia
Para pemusik yang tergabung dalam "d'Rumah Harmoni" merilis album "Salam tiga jari" pada 23 Februari 2014 silam.
Album 'Salam 3 Jari' melibatkan sejumlah musisi terkenal seperti Slank, Oppie Andaresta, Krisdayanti, serta musisi seperti Dira Sugandi, Michael J, Krisdayanti, Widi Vieratale, Robi Navicula, hingga Joshua Matulessy.
Baca juga: Sempat Dikepung Aparat Keamanan, Akhirnya Ratusan Demonstran Myanmar Dibebaskan
Dikutip dari BBCIndonesia.co yang tayang (25/11/2014), album ini ditujukan sebagai kampanye untuk menyatukan kembali masyarakat Indonesia.
Pada masa ini, masyarakat sedang mengalami perpecahan akibat perbedaan politik dalam pemilu presiden.
Salam tiga jari dimaksudkan sebagai simbol persatuan sesuai dengan sila ketiga Pancasila sebagai Ideologi Indonesia.
"Itu diambil dari Sila ketiga (Pancasila), Persatuan Indonesia, yang berisi ajakan untuk meninggalkan semua pertengkaran, perbedaan," kata Oppie Andaresta, penyanyi sekaligus inisiator kampanye ini pada 24 November 2014.
Pakar psikologi-politik Universitas Politik, Hamdi Muluk mengatakan, ajakan untuk mengakhiri pertentangan melalui simbol tiga jari di tingkat masyarakat patut didukung.
Artinya simbol (salam tiga jari) itu tetap relevan," jelasnya.
(Tribunnews.com/Galuh Wardani)