News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bos NTT dan Tohoku Shinsha Minta Maaf, Akui Pernah Makan Malam Bersama Pejabat Tinggi Jepang

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Tohokushinsha Shinya Nakajima hadir di parlemenJepang, Senin (15/3/2021).

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Presiden NTT, Jun Sawada dan Presiden Tohoku Shinsha, Shinya Nakajima mengakui telah makan malam menjamu para pejabat tinggi Jepang di masa lalu. Keduanya pun meminta maaf atas perbuatannya tersebut.

"Saya minta maaf atas jamuan makan malam tersebut," papar bos NTT Sawada, Senin (15/3/2021) saat pertemuan di sidang parlemen Jepang.

Selain itu Sawada mengakui biasanya berdiskusi dengan banyak pihak untuk menambah pengetahuan baginya.

"Kami biasanya berbicara dengan media, anggota parlemen dari partai yang berkuasa dan oposisi, dan pakar lainnya di berbagai bidang, dan bertukar pendapat tentang masa depan masyarakat dan urusan internasional secara umum. Kami punya tempat seperti ini," tambahnya.

Satoshi Oie dari Partai Demokrat Liberal (oposisi) yang menjadi penanya pertama, "Benarkah NTT sudah makan malam dengan anggota Diet (parlemen)?"

Presiden Sawada berkomentar tentang tujuan makan malam dengan anggota Diet.

Presiden NTT Jun Sawada (kanan) dan Presiden Tohokushinsha Shinya Nakajima (kiri). (Foto Nikkei)

"Anggota Diet memiliki berbagai pengetahuan. Mereka memberi kami tempat yang sangat menginspirasi bagi kami untuk belajar. Namun saya tidak berbicara tentang mengenai menerima kenyamanan," kata dia.

Sawada juga mengungkapkan bahwa ia makan malam tiga kali dengan seorang eksekutif Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi sekitar tiga tahun setelah ia menjabat sebagai Presiden pada Juni 2018.

Dua kali pada musim gugur 2018 dan sekali pada Juni 2008.

Menurut hasil survei yang dirilis Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi pada tanggal 8 Maret 2021, jumlahnya mencapai dua kali.

Isi percakapan pada saat makan malam dijelaskan, "Pada dasarnya kami berbicara secara luas dan umum tentang aspek positif dan negatif dari masyarakat masa depan, terutama masyarakat saat AI masuk, dan bertukar pendapat. Tidak ada bicara mengenai bisnis," papar Sawada.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kenji Kanasugi juga ikut dalam makan malam dengan pimpinan NTT tersebut.

Baca juga: Setengah Tahun Pemerintahan PM Yoshihide Suga dan Rebound Covid-19 di Jepang

Baca juga: Kementerian Kesehatan Jepang Deteksi Mutan Baru Covid-19 pada Seorang Pria yang Tiba dari Filipina

"Sementara itu, Yasuhiko Taniwaki, Wakil Menteri Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang juga dihibur di restoran yang sama pada 3 Juli tahun lalu. Penghibur tersebut adalah mantan presiden NTT DATA Iwamoto. Kenji Kanasugi (sekarang Duta Besar Jepang untuk Indonesia) yang saat itu menjabat sebagai Wakil Direktur Luar Negeri, turut hadir. Total biaya makanan dan minuman untuk empat orang adalah sekitar 193.000 yen," tulis Bunshun Online tanggal 3 maret 2021.

Bos Tohoku Shinsha Shinya Nakajima juga memulai pembicaraan dengan meminta maaf atas makan malam dengan para pejabat Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang yang berakibat 11 orang pejabat kementerian di PHK.

Mantan Wakil Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Shigeki Suzuki, yang saat itu menjabat sebagai wakil urusan umum, juga hadir di acara hiburan tersebut, dan biaya makanan dan minuman per orang adalah 26.487 yen.

Nakajima, Presiden Tohokushinsha juga mengakui adanya pelanggaran peraturan modal asing pada 4 Agustus 2017, sekitar setengah tahun setelah memperoleh sertifikasi siaran satelit 4K.

Presiden NTT Jun Sawada hadir di parlemen Jepang, Senin (15/3/2021). (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Dia mengatakan memperhatikannya dalam proses mengkonsolidasikan beberapa saluran satelit ke dalam perusahaan.

Perusahaan kemudian mendirikan anak perusahaan baru pada bulan September 2017 untuk mengambil alih sertifikasi penyiaran satelit.

"Saya pikir pemindahan ke anak perusahaan dapat memperbaiki situasi ilegal. Saya mendapatkan ide ini dari pejabat Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang," tambah Nakajima.

Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Ryota Takeda menyatakan akan mendirikan tim komite verifikasi yang akan menyelidiki dampak hiburan pada pemerintah.

Baca juga: Mengenal Seigo Suga, Putra Sulung PM Jepang yang Jadi Penyebab 11 PNS di-PHK

Baca juga: Di Jepang Ada 3.000 Kasus Tilang Kendaraan Diplomat Asing yang tidak Membayar Denda

Komite verifikasi juga melaporkan bahwa Tohokushinsha mereka telah memberi tahu Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi tentang ilegalitas tersebut.

Akibat ilegalitas terseut, izin penyiaran satelit Tohoku Shinsha dipastikan dicabut pemerintah Jepang.

Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini