News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Tanzania yang 'Tidak Percaya Covid-19 dan Sains' Baru Saja Meninggal

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Tanzania John Magufuli menghadiri upacara pemakaman mantan Presiden Tanzania Benjamin Mkapa yang meninggal pada usia 81 tahun di desa asal Mkapa di Lupaso, Tanzania selatan, pada 29 Juli 2020.

Bahkan Magufuli juga memperingatkan warganya agar tidak menggunakan vaksin dan menegaskan bahwa' orang Tanzania' akan digunakan sebagai 'kelinci percobaan'.

Ada spekulasi yang menyebar saat ini bahwa Magufuli sendiri kemungkinan telah didiagnosis positif terinfeksi Covid-19, setelah dua minggu tidak muncul di depan publik.

Fasilitas COVAX yakni skema yang diinisiasi oleh sejumlah organisasi termasuk WHO telah memastikan akses yang adil bagi negara-negara berpendapatan rendah terhadap vaksin Covid-19.

COVAX pun mulai meluncurkan pengiriman dosis vaksin ke benua Afrika.

Namun belum jelas terkait apa yang akan terjadi di negara-negara yang telah lama menolak keberadaan Covid-19 atau mengklaim telah menyelesaikan masalah tersebut.

Meskipun telah menerima kritik secara luas atas kebijakan 'menampik keberadaan Covid-19', Tanzania bukan satu-satunya negara di Afrika yang belum tergerak untuk 'menginginkan' vaksin.

Menurut Manajer Area Program untuk Imunisasi dan Pengembangan Vaksin di Kantor Regional WHO untuk Afrika, Dr. Richard Mihigo, ada 4 negara yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin gratis di bawah instrumen pembiayaan komitmen pasar lanjutan COVAX.

Negara itu meliputi Tanzania, Madagaskar, Burundi dan Eritrea.

Namun mirisnya, hingga kini 4 negara itu belum menyelesaikan persyaratan yang diperlukan.

CEO Amref Health Africa, Dr. Githinji Gitahi mengatakan bahwa pola pikir 4 negara itu tentunya tidak hanya akan merugikan warganya saja, namun juga negara tetangga serta dunia.

Menurutnya, negara-negara itu bisa dianggap tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan (sains).

"Sangat disayangkan bagi warganya, sangat disayangkan bagi negara tetangga mereka, dan sangat disayangkan bagi dunia karena secara khusus dapat dikatakan bahwa mereka tidak mengikuti sains," kata CEO Amref Health Africa, Dr. Githinji Gitahi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini