Di pinggiran Yangon, Thanlyin, demonstran mengangkat plakat bertuliskan 'Kami tidak menerima kudeta militer'.
Sedangkan di Mandalay, sejumlah staf medis yang mengenakan jas putih mengadakan pawai fajar.
Rencananya, setelah kemarin melakukan serangan diam, para demonstran akan melanjutkan aksi protes dalam skala besar.
"Badai terkuat datang setelah keheningan," kata seorang aktivis antikudeta, Ei Thinzar Maung.
Lebih lanjut, pada Rabu (24/3/2021), anggota pemerintah militer atau junta Myanmar membebaskan ratusan orang yang ditangkap sejak kudeta militer, 1 Februari 2021.
Tidak ada kabar dari pihak berwenang tentang berapa banyak tahanan yang dibebaskan, tetapi AAPP mengatakan 628 orang dari 2.900 lebih orang telah dibebaskan.
Baca juga: Bocah 7 Tahun Ini Jadi Korban Termuda yang Ditembak Mati Tentara Myanmar, Ia Tewas di Pangkuan Ayah
Untuk diketahui, junta kini menghadapi kecaman internasional karena melakukan kudeta yang menghentikan transisi lambat Myanmar menuju demokrasi.
Tindakan anggota junta yang melakukan penindasan terhadap demonstran yang berbeda pendapat, juga mendapatkan kecaman dari beberapa negara.
Uni Eropa dan Amerika Serikat memberlakukan sanksi, Senin (22/3/2021) terhadap individu yang terlibat dalam kudeta dan penindasan terhadap para demonstran.
Sementara itu, Departemen Keuangan Amerika Serikat mengambil langkah memasukkan dua konglomerat yaitu Myanmar Economic Corporation (MEC) dan Myanmar Economic Holdings Ltd (MEHL), yang dikendalikan oleh militer.
Departemen Keuangan Amerika Serikat membekukan aset apa pun yang mereka miliki di Negeri Paman Sam.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)
Berita lain terkait Kudeta Myanmar