Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga akan melakukan kunjungan pertamanya ke Amerika Serikat pada sore/malam tanggal 15 April 2021 ini.
Suga dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih pada sore hari tanggal 16 April waktu Washington atau sebelum fajar tanggal 17 April waktu Jepang.
Keduanya akan mengkonfirmasikan kebijakan penguatan aliansi Jepang-AS dan berkoordinasi dengan kebangkitan China.
Diharapkan juga dapat bertukar pandangan tentang keamanan ekonomi, termasuk masalah perubahan iklim dan pembangunan rantai pasokan untuk barang-barang penting.
"Untuk memperkuat ikatan aliansi yang dibentuk oleh nilai-nilai universal dan untuk mewujudkan konsep Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka Jepang dan Amerika Serikat akan menjalin kesepakatan yang lebih baik," ungkap Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato saat konferensi pers, Kamis (15/4/2021).
Baca juga: Hiasan Ken Kuwagata Dipercaya Warga Jepang untuk Tolak Kejahatan
Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinan kepada dunia bahwa kedua pemimpin akan menggelar konferensi pers bersama setelah pertemuan.
"Selain pernyataan bersama tentang hubungan AS-Jepang, termasuk keamanan, kami sedang mempertimbangkan untuk menerbitkan dua jenis lampiran tentang perubahan iklim dan kerja sama ekonomi. Perdana Menteri juga mengoordinasikan melakukan kunjungan ke Pemakaman Nasional Arlington dekat Washington dan pertemuan dengan pejabat pemerintah AS."
"Dalam pertemuan tersebut, kami juga akan membahas situasi regional termasuk Korea Utara dan Myanmar, serta kerja sama pengadaan vaksin untuk virus corona," tambah Kato.
Empat poin utama dalam pertemuan kedua kepala negara tersebut adalah sebagai berikut.
1. Masalah keamanan dunia khususnya kawasan Indo-pasifik, terlebih kehadiran China di kawasan Laut China Timur dan Selatan.
2. Masalah perubahan iklim (cuaca) belakangan hari ini.
Baca juga: Antisipasi Covid-19, Relay Obor Olimpiade di Okinawa Jepang tak Berlangsung di Jalan Utama
3. Kerja sama ekonomi khususnya Jepang dan AS di masa depan.
4. Masalah Hak Asasi Manusia di berbagai negara seperti Hong Kong dan China yang banyak dilanggar belakangan ini.
"Akhir-akhir ini banyak kita dengar pelanggaran hak asasi di banyak negara seperti Hong Kong dan Myanmar. Kita bentuk Federasi Hak Asasi Manusia yang terdiri dari para anggota parlemen baik kalangan koalisi maupun oposisi," papar Gen Nakatani, politisi partai liberal demokratik (LDP), mantan Menteri Pertahanan Jepang, Kamis (15/4/2021).
Tujuan pembentukan Federasi tersebut untuk membentuk UU yang lebih kuat khususnya mengenai Hak Asasi Manusia di Jepang.
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja asli di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com