News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Imam Shamsi Ali soal Kebijakan Presiden AS Terhadap Muslim, dari Era Bush hingga Trump

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Imam Besar di Islamic Center of New York Amerika Serikat (AS), Imam Shamsi Ali, saat berdiskusi secara virtual bersama jajaran redaksi Tribun Network, Rabu (21/4).

Walaupun orang Islam yang melakukan, memangnya dia dubes-dubes kita, memangnya mereka wakil-wakil kita, kan tidak.

Mereka adalah individual yang evil kalau muslim yang melakukan itu. Tapi jangan gara-gara orang muslim yang melakukan kami harus bertanggungjawab.

Alhamdulillah Bush menerima itu, dia datang ke Islamic Centre di Washington. Menyampaikan yang saya minta, bahwa Islam itu agama damai, yang dianut oleh 1,4 miliar manusia, walaupun ada orang Islam yang tidak damai, itu ISIS.

Saya bilang tidak apa-apa. Bush baik secara pribadi, tapi karena dipaksa keadaan sehingga ada beberapa kebijakan nampak merugikan umat Islam.

Termasuk War and Terror peperangan terhadap teror diterjemahkan pemahaman kita, itu peperangan terhadap Islam.

Kalau Trump presiden rasis, anti tidak hanya Islam, imigran, dan non white karena dia bagian dari White Supremacy.

Kebijakannya kasar, tapi beban akibat perilaku dia yang anti itu.

Banyak orang di pinggir-pinggir jalan kepada Islam dan orang Islam berani mengekspresikan sehingga ada kekerasan yang terjadi.

Kalau selama ini kan orang Amerika walau anti-Islam, tidak berani karena merasa tidak mendapat dukungan kekuasaan atau politik.

Tapi zaman Trump merasa mendapat dukungan kekuasaan atau politik. Jadi saya bisa mengatakan sebelum Trump, Islamofobia itu di pinggir-pinggir jalan.

Karena orang tidak tahu, tapi zaman Trump menjadi sebuah sistem. Alhamdulillah presiden cukup baik Biden, banyak orang Islam menjadi bagian pemerintahan.

Biaya pembangunan pesantren?

Sebenarnya tidak besar, karena kita menekan harga-harga yang tidak penting. Kita memerlukan sekitar 113 atau 114 miliar rupiah. Itu perhitungan termasuk dengan pembelian lahannya.

Sekarang lahannya sudah kita beli, berarti ada pengurangan-pengurangan. Itu nanti kita akan mendirikan masjid, kita akan mendirikan sekolahnya, kita akan mendirikan asramanya, kemudian saya bercita-cita ada khusus untuk gedung mualaf, self learning.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini