News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Baru Setujui Konsensus ASEAN, Aparat Militer Myanmar Tembak Warga Sipil di Kota Mandalay

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengunjuk rasa memberikan hormat tiga jari saat mereka mengambil bagian dalam demonstrasi menentang kudeta militer di kotapraja Tamwe di Yangon pada hari Senin, 26 April 2021.

Seorang pejabat Thailand dari Provinsi Mae Hong Son mengatakan satu orang terluka di Thailand selama pertempuran itu, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Kelompok Karen mengatakan 24.000 orang telah mengungsi dalam beberapa pekan terakhir akibat kekerasan, termasuk militer yang melakukan serangan udara dimana mereka berlindung di hutan.

Beberapa dari puluhan kelompok bersenjata Myanmar menentang junta militer yang telah membunuh lebih dari 750 warga sipil yang melakukan protes.

Sementara itu di lokasi lain, hanya ada sedikit laporan kekerasan terjadi.

Foto ini diambil dan diterima atas izin sumber anonim melalui Facebook pada 1 April 2021 menunjukkan pengunjuk rasa membakar salinan konstitusi 2008 selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay Myanmar. (Handout / FACEBOOK / AFP)

Baca juga: Jokowi Minta 3 Komitmen Junta Militer Myanmar, Hentikan Kekerasan hingga Pembukaan Akses Bantuan

Baca juga: Netizen Myanmar Kritik Konsensus KTT ASEAN, Sebut Tak Ada Pertanggungjawaban untuk Korban Tewas

Namun media Myanmar melaporkan ada satu orang yang ditembak mati oleh aparat di Kota Mandalay pada Senin lalu dan kondisinya belum jelas.

Akibatnya, massa anti-kudeta berjanji untuk meningkatkan aksinya menentang militer.

Pada Senin, pengunjuk rasa mengimbau masyarakat untuk berhenti membayar tagihan listrik dan pinjaman pertanian serta menjauhkan anak-anak mereka dari sekolah.

Aktivis juga mengkritik lima poin konsensus dari KTT ASEAN.

Mereka menyebut konsensus itu tidak membuat junta jera dengan tindakan kekerasan dan tidak memenuhi tuntutan mereka.

Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik mengatakan lebih dari 3.400 orang telah ditahan karena menentang kudeta.

Berita terkait Krisis Myanmar

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini