TRIBUNNEWS.COM - Tsunami Covid-19 menyebabkan krematorium di India kewalahan karena setiap hari ada ratusan korban virus corona yang harus dikremasi.
Krematorium darurat didirikan di ibukota India, New Delhi.
Kepulan asap memenuhi fasilitas itu, mewakili kematian baru dalam krisis Covid-19 di negara ini.
"Orang-orang sekarat, sekarat dan sekarat," kata Jitender Singh Shanty, yang mengatur kremasi sekitar 100 jenazah setiap harinya di timur kota.
"Jika kami mendapatkan lebih banyak jenazah maka kami akan dikremasi di jalan. Tidak ada tempat lagi di sini," lanjut Shanty, dikutip dari Mirror UK.
Baca juga: Krisis Pandemi Covid di India Kian Mengerikan, Inggris hingga Turki Tawarkan Bantuan
Baca juga: Pasar Gelap India Makin Cuan, Oksigen dan Remdesivir Dijual Dengan Harga Selangit
Tempat parkir disulap menjadi krematorium sementara, menunjukkan kepulan asap dari tumpukan kayu.
Jenazah Covid-19 langsung dikremasi tanpa ada ritual Hindu yakni melepaskan jiwa untuk dilahirkan kembali.
"Virus menelan orang-orang kota kami seperti monster," kata Mamtesh Sharma, seorang pejabat di krematorium Bhadbhada Vishram Ghat di Bhopal.
"Kami hanya membakar mayat saat mereka tiba. Seolah-olah kita berada di tengah perang," ujarnya.
India mencatat lebih dari 320.000 kasus baru infeksi Covid-19 pada Selasa (27/4/2021).
Kementerian kesehatan melaporkan 2.771 kematian lainnya dalam 24 jam, dengan sekitar 115 orang India meninggal karena Covid-19 setiap jam.
Sementara itu, bantuan dari berbagai negara mulai berdatangan termasuk di antaranya 100 ventilator dan 95 konsentrator oksigen dari Inggris.
Negara lain termasuk AS, Jerman, Israel, Prancis, dan Pakistan juga telah menjanjikan bantuan medis ke India.
Dilansir BBC, saat ini jumlah kematian di India tembus angka 200.000 lebih.
Baca juga: Varian B1617 India Telah Menyebar di 17 Negara, Ini Alasan Terjadi Tsunami Covid-19
Baca juga: 10 Orang Terinfeksi Varian Baru Virus Corona, Kemenkes: Itu B117 Bukan B1617