Moersi merupakan tokoh politik Ikhwanul Muslimin, kelompok terlarang di Mesir yang memperoleh dukungan terbuka Turki era Erdogan.
Moersi terpilih secara demokratis pada Pemilu 2013. Namun arah politik yang semakin ke kanan membuat militer Mesir turun tangan.
Moersi ditangkap dan ribuan tokoh Ikhwanul Muslimin dijebloskan ke tahanan. Sebagian dihukum mati. Moersi telah meninggal dunia beberapa waktu lalu akibat sakit di penjara.
Pemulihan hubungan Mesir dengan Qatar, setelah empat tahun blokade Teluk bersama dengan Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Bahrain, juga telah mendorong upaya normalisasi kawasan yang lebih luas.
Kairo tampaknya tidak memiliki tingkat antusiasme yang sama untuk pemulihan hubungan seperti Turki.
“Kata-kata saja tidak cukup, mereka harus diimbangi dengan perbuatan,” kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry Maret lalu.
“Ada banyak ketidakpercayaan yang dipicu delapan tahun permusuhan terbuka, sehingga Mesir merasa ragu-ragu,” kata Nael Shama.
Shama menulis buku tentang kebijakan luar negeri Mesir di bawah pemimpin yang digulingkan Mohamed Morsi dan Hosni Mubarak.(Tribunnews.com/Aljazeera.com/xna)