Hamas, kelompok militan Islam yang menguasai Gaza, menetapkan tenggat waktu malam bagi Israel untuk mengeluarkan polisi dari Al-Aqsa dan Sheikh Jarrah. Ketika kedaluwarsa, sirene meraung di Yerusalem dan roket menghantam pinggiran kota.
Israel memandang semua Yerusalem sebagai ibukotanya, termasuk bagian timur yang dianeksasinya setelah perang 1967, dan hingga kini tak juga diakui internasional.
Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka.
Hamas dan kelompok militan Jihad Islam yang lebih kecil mengaku bertanggung jawab atas tembakan roket di Yerusalem.
Baca juga: Putri Jenderal Qassem Soleimani : Intifada Satu-satunya Jalan Melawan Israel
Militer Israel mengatakan mereka menyerang sasaran yang mencakup operasi militan, terowongan serangan, dan rumah seorang komandan batalion Hamas.
Dari 20 warga Palestina yang tewas pada hari Senin, tujuh, termasuk tiga anak, adalah anggota keluarga yang tewas dalam ledakan di kota Beit Hanoun.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan sekitar sepertiga dari roket Palestina yang ditembakkan gagal dan menyebabkan kerusakan dan korban di dalam Gaza.
Upaya internasional untuk membendung kekerasan tampaknya sudah dilakukan. Seorang pejabat Palestina mengatakan kepada Reuters bahwa Mesir, Qatar dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang telah menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di masa lalu, telah melakukan kontak dengan pemimpin kelompok itu Ismail Haniyeh.
Ketegangan telah meningkat selama berminggu-minggu selama bulan suci Ramadhan, di tengah bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan pengunjuk rasa Palestina yang memicu kekhawatiran internasional bahwa peristiwa dapat lepas kendali.