News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ebrahim Raisi, Tokoh Konservatif Diunggulkan di Pilpres Iran 18 Juni 2021

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ebrahim Raisi, tokoh konservatif Iran tampil di kampanye kepresidenan 2017. Raisi gagal mengalahkan Hassan Rouhani, yang akhirnya tepriulih sebagai Presiden ke-7 Republik Islam Iran.

Mantan ketua parlemen itu mengatakan negara itu membutuhkan lebih dari janji populistik. Pemimpin nanti harus seperti Superman di saat yang sulit saat ini.

Larijani mengungkapkan harapan negosiasi yang sedang berlangsung di Wina untuk memulihkan kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia akan mengarah pada pencabutan sanksi sepihak AS.

Wakil Presiden Pertama Eshaq Jahangiri sudah terdaftar sebagai kandidat. Selain itu  ada reformis Mohsen Hashemi, Ketua Dewan Kota Teheran saat ini.

Ia merupakan putra tertua mendiang Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani. Pendaftar lain ada anggota parlemen Masoud Pezeshkian dan mantan Menteri Transportasi Abbas Akhoundi,

Lalu ada Abolhassan Firouzabadi, Kepala Dewan Tertinggi Dunia Maya yang berada di bawah sanksi Amerika karena berpartisipasi dalam sensor internet.

Sejak pendaftaran dibuka pada Selasa lalu, kandidat terkemuka lainnya yang mendaftar ada mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

Lalu Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Saeed Mohammad, mantan Menteri Pertahanan Saeed Dehghan, mantan Menteri Perminyakan Rostam Ghasemi, dan reformis Mostafa Tajzadeh.

Sebagian besar figure reformis diperkirakan akan didiskualifikasi Dewan Wali konservatif,  terdiri enam sarjana yang ditunjuk langsung pemimpin tertinggi dan enam ahli hukum yang dipengaruhi secara tidak langsung olehnya.

Dewan sekarang memiliki waktu hingga 27 Mei untuk mengumumkan daftar final kandidat yang memenuhi syarat.

Dewan pekan lalu secara sepihak mengumumkan serangkaian persyaratan baru untuk pemilu yang oleh beberapa pengamat dianggap ilegal.

Antara lain, dikatakan kandidat harus berusia antara 40 hingga 75 tahun, tidak memiliki latar belakang criminal, termasuk perbedaan pendapat politik.

Ia juga dapat membuktikan setidaknya empat tahun pengalaman kepemimpinan eksekutif senior.

Pada Kamis, pemerintah mengeluarkan pernyataan yang secara diam-diam mengkritik fakta kaum reformis kini sedang dibersihkan.

Sementara kaum konservatif dan garis keras mendominasi lapangan, sesuatu yang dikatakan akan merusak kepercayaan pemilih.

“Pemerintah sangat percaya persatuan menemukan makna dalam partisipasi, bukan dalam pemecatan,” kata juru bicara pemerintahan Hassan Rouhani.(Tribunnews.com/Aljazeera/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini