TRIBUNNEWS.COM - Kepala Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa pihaknya berulangkali memperingatkan Israel tidak menyentuh Masjid Al Aqsa, Sabtu (15/5/2021).
"Kami telah berulang kali memperingatkan musuh untuk tidak menyentuh Masjid Al-Aqsa, yang merupakan kiblat kami, identitas kami, keyakinan kami, dan pemicu revolusi kami," kata Haniyeh, dalam konferensi video di Doha, Qatar.
Haniyeh mengatakan Masjid Al Aqsa adalah "garis merah" Hamas.
Dirinya juga mengancam Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu agar tidak bermain-main dengan api.
Baca juga: Israel Rugi Bandar, Habiskan Sekira Rp 1,4 Miliar untuk Setiap Rudal Pencegat Roket Hamas
Baca juga: PROFIL Bella Hadid, Super Model yang Jadi Sorotan, Ikut Turun ke Jalan Bela Palestina
"Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa menjadi dasar perjuangan melawan Zionisme," katanya, dilansir AA.
Dalam pidatonya itu, Haniyeh turut mengungkapkan terima kasih kepada Qatar karena telah membantu Palestina.
Diketahui ketegangan Israel dan Palestina ini diawali dari beberapa insiden di Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadhan.
Gaza yang dikuasai Hamas bertindak karena serangan Israel terhadap jamaah shalat di Masjid Al Aqsa dan ancaman penggusuran warga Palestina di Sheikh Jarrah.
Aksi Krisis Israel-Palestina Terjadi di 100 Kota Lebih
Sejak krisis Israel dan Palestina pecah, ribuan orang di dunia melakukan aksi menentang kekerasan dan menuntut Israel berhenti menyerang Jalur Gaza.
Pemboman Israel di Gaza terjadi setelah berminggu-minggu kerusuhan di Yerusalem Timur.
Bentrokan tersebut dipicu ancaman penggusuran keluarga Palestina di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur untuk ditinggali pendudukan Israel.
Situasi meningkat saat polisi Israel menyerbu Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem.
Jamaah salat diserang hingga menyebabkan ratusan orang terluka.
Protes pecah di seluruh wilayah pendudukan dan di dalam Israel.
Organisasi Islam Palestina, Hamas yang menguasai Gaza, meluncurkan roket ke Israel setelah memberi tenggat waktu untuk memindahkan pasukan Israel dari kompleks masjid.
Al Jazeera mendata ada lebih dari 100 kota di dunia yang mengadakan aksi tanggapan atas krisis Palestina-Israel.
Militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara pada Senin (17/5/2021).
Gaza, Palestina diguncang bom hingga menyebabkan korban jiwa sebanyak 42 orang.
Sedikitnya 198 orang, termasuk 58 anak-anak Palestina meninggal di Jalur Gaza sejak kekerasan dimulai sepekan lalu.
Lebih dari 1.300 warga Palestina juga terluka.
Bahkan dua dokter ahli di Palestina ikut menjadi korban serangan Israel ini di Gaza.
Pekerja medis dan organisasi kesehatan pun mengecam pembunuhan dua dokter senior itu.
Mereka adalah ahli saraf dan penyakit dalam di rumah sakit terbesar di Gaza.
Baca juga: Menlu AS: Palestina dan Israel Punya Hak Atas Kebebasan, Martabat, Keamanan, dan Kemakmuran Setara
Baca juga: Warga Palestina Ditembak Mati Setelah Mobilnya Menabrak Polisi Israel
Sebelumnya Hamas menembakkan roket ke kota Ashkelon dan Beersheba di Israel.
Israel telah melaporkan 10 orang tewas, termasuk dua anak.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)