TRIBUNNEWS.COM - Kelompok pejuang Hamas berjanji tidak akan menyentuh bantuan internasional untuk rekonstruksi di Gaza, Palestina.
Kepala sayap politik Hamas, Yahya Sinwar, pada Rabu (26/5/2021), menjanjikan distribusi bantuan yang transparan dan tidak memihak dalam suasana gencatan senjata dengan Israel.
"Kami menyambut baik upaya internasional atau Arab untuk membangun kembali Jalur Gaza," kata Sinwar.
"Saya menegaskan komitmen kami untuk tidak mengambil satu sen pun yang dimaksudkan untuk rekonstruksi dan upaya kemanusiaan," katanya.
"Kami tidak pernah mengambil satu sen pun sejak dahulu," tandasnya, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Irlandia Jadi Negara UE Pertama yang Sebut Israel Lakukan Pencaplokan Wilayah Palestina
Baca juga: Jepang Bertekad Bantu Damaikan Ketegangan Israel dan Palestina
Pernyataan Sinwar ini merupakan tanggapan atas Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, yang menjanjikan bantuan kepada Palestina.
Kendati demikian, Blinken menekankan supaya bantuan ini tidak memberi keuntungan bagi Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.
"Kami akan bekerja untuk memastikan bahwa Hamas tidak mendapat manfaat dari upaya rekonstruksi ini," kata Blinken.
AS bahkan berencana kerja sama dengan Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Ramallah di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas.
AS ingin mengurangi kemungkinan akan memperkuat Hamas.
Diplomat tinggi AS itu juga mengatakan Amerika Serikat akan membuka kembali konsulatnya di Yerusalem setelah ditutup oleh Donald Trump pada 2019 silam, dikutip dari VOA.
Diketahui Hamas telah dilabeli AS dan Uni Eropa sebagai organisasi teroris.
Sinwar menilai pernyataan Blinken ditujukan untuk menambah kesenjangan hubungan antara Hamas dan PA.
Kendati demikian, dia juga mengatakan pernyataan Menlu AS itu tidak akan berpengaruh pada hubungan faksi-faksi di Palestina.