Jika koalisi gagal memenangkan dukungan mayoritas di Knesset yang memiliki 120 kursi, ada risiko negara itu harus mengikuti pemilu untuk kelima kalinya dalam dua tahun.
Berkenaan dengan kesepakatan koalisi, sebuah gambar menunjukkan Yair Lapid, Bennett, dan Mansour Abbas menandatangani perjanjian.
Diketahui Mansour Abbas merupakan seorang politisi Islam dari Partai Ra'am.
Abbas pernah mendefinisikan dirinya sebagai seorang Muslim dan keturunan Arab sekaligus warga negara Israel.
Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, pemerintah akan memasukkan Partai Arab-Israel.
Menurut laporan BBC, kesepakatan dengan Abbas dianggap banyak orang mustahil melihat sejarah perselisihan antara Arab dan Israel.
Netanyahu Berusaha Gagalkan Koalisi
Baca juga: Detik-detik Terakhir Partai Oposisi Israel Membentuk Pemerintahan untuk Gulingkan Benjamin Netanyahu
Baca juga: BUDAYA Palestina Sejak Dulu Senang Merawat Tamu, Sangat Cepat Mempercayai Orang dari Seluruh Dunia
Benjamin Netanyahu yang telah menjabat sebagai perdana menteri selama 12 tahun berusaha memblokir pemerintahan baru yang akan menggulingkannya.
Dia menyebut pemerintah baru yang diusulkan sebagai "penipuan abad ini", dengan mengatakan itu membahayakan negara dan rakyat Israel, dikutip dari BBC.
Pengamat telah mencatat bahwa Netanyahu kemungkinan akan mencoba mencegah koalisi itu mendapatkan dukungan yang dibutuhkannya.
Diketahui delapan partai oposisi telah mencapai kesepakatan untuk bekerja sama membentuk pemerintahan baru pada Rabu (2/6/2021).
Tetapi koalisi itu sejatinya masih membutuhkan dukungan parlemen untuk menjabat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)