TRIBUNNEWS.COM - Pesawat militer Myanmar jatuh di dekat kota terbesar kedua negara tersebut, Mandalay pada Kamis (10/6/2021).
Melansir Al Jazeera, dalam peristiwa tersebut, sedikitnya 12 orang dilaporkan tewas.
Stasiun televisi milik militer Myawaddy melaporkan, pesawat tersebut terbang dari Ibu Kota Naypyidaw menuju kota Pyin Oo Lwin dan akan mendarat ketika jatuh sekitar 300 meter dari pabrik baja.
Baca juga: Junta Militer Myanmar Tuntut Aung San Suu Kyi atas Dugaan Korupsi: Dia Dinyatakan Bersalah
Baca juga: Junta Militer Myanmar Layangkan Tuntutan Terbaru terhadap Aung San Suu Kyi atas Dugaan Korupsi
Juru bicara militer Myanmar, Zaw Min Tun mengatakan pesawat itu "kehilangan komunikasi" selama cuaca buruk.
Petugas darurat masih berada di lokasi, tambahnya.
Pesawat itu membawa enam personel militer dan juga biksu yang akan menghadiri upacara di sebuah biara Buddha, kata laporan media lainnya.
Di antara para korban adalah salah satu biksu Buddha paling berpengaruh di Myanmar – Abhisheka Maha Rattha Guru Bhatanda Kavisara, menurut situs berita Irrawaddy.
"Biksu itu dihormati oleh militer Myanmar," lapornya.
Terjemahan: Sebuah pesawat penumpang milik militer jatuh di dekat Pyin Oo Lwin yang dulu dan dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai Maymyo, wilayah Mandalay pada Kamis pagi. (Ada) 16 orang di dalamnya dan setidaknya 12 tewas menurut halaman Facebook departemen pemadam kebakaran wilayah Mandalay.
Seorang biksu kedua, dua letnan komandan dan dua kapten juga tewas, kata Irrawaddy.
Tidak ada laporan korban di antara orang-orang di lapangan.
Pilot dan satu penumpang selamat dan dibawa ke rumah sakit militer, menurut seorang warga dan diposting oleh kelompok masyarakat.
Foto-foto di media sosial menunjukkan badan pesawat yang rusak parah tergeletak miring.
Baca juga: Myanmar Layangkan Tuduhan Baru terhadap Aung San Suu Kyi Terkait Dugaan Korupsi
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, dengan protes harian di kota-kota besar dan kecil dan pertempuran di perbatasan antara militer dan milisi etnis minoritas.