Pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak dapat memaksa China untuk membocorkan lebih banyak data tentang asal-usul virus corona.
Oleh karenanya, WHO akan mengusulkan penelitian untuk memahami di mana virus itu muncul ke "tingkat berikutnya" (mutasi).
Melansir Al Jazeera, ditanya reporter bagaimana WHO akan 'memaksa' China agar lebih terbuka, Mike Ryan, Direktur Program Kedaruratan WHO mengatakan, "WHO tidak memiliki kekuatan untuk memaksa siapa pun dalam hal ini.”
"Kami sangat mengharapkan kerja sama, masukan, dan dukungan dari semua negara anggota kami dalam upaya itu,” kata Ryan, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Filipina Setujui Vaksin Pfizer untuk Digunakan Pada Anak Berusia 12-15 Tahun
Baca juga: Lebih dari Setengah Kasus Covid-19 di Indonesia Berasal dari Pulau Jawa
Ada teori yang ramai dibicarakan bahwa virus corona berasal dari hewan, yaitu kelelawar lalu menular ke manusia, atau virus itu berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan, China.
Al Jazeera menulis, teori kebocoran Lab Wuhan baru-baru ini menjadi subyek perdebatan publik setelah beberapa ilmuwan terkemuka menyerukan penyelidikan penuh atas asal-usul virus.
China telah berulang kali membantah, laboratorium itu bertanggung jawab atas wabah tersebut.
Anggota tim WHO yang mengunjungi China awal tahun ini untuk mencari asal-usul COVID-19 mengatakan, mereka tidak memiliki akses ke semua data, mendorong perdebatan lanjutan tentang transparansi negara tersebut.
Baca juga: Mengapa WHO Sebut Varian B.1.617.2 Sebagai Delta? Ini Penjelasannya
Mantan Presiden AS Donald Trump dan para pendukungnya secara konsisten memperkuat teori konspirasi bahwa China sengaja membocorkan virus tersebut.
Menteri Luar Negeri AS saat itu, Mike Pompeo tahun lalu bersikeras bahwa ada "bukti signifikan" bahwa virus itu berasal dari laboratorium.
Berita lain terkait dengan KTT G7
Berita lain terkait dengan Asal-usul Covid-19
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)