Aung San Suu Kyi Penuh Optimisme
Secara keseluruhan, Aung San Suu Kyi menghadapi tujuh tuntutan pidana, yakni lima di Ibu Kota Naypyidaw, satu di Mahkamah Agung dan baru-baru ini ditambahkan tuduhan korupsi.
Pengacaranya adalah satu-satunya orang yang memiliki akses ke pemimpin yang ditahan sejak penangkapannya pada 1 Februari 2021.
Pemimpin tim hukumnya, Khin Maung Zaw, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka bertemu dengan Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint pada Senin (7/6/2021).
Khin Maung Zaw mengatakan lima kasus di Naypyidaw diklasifikasikan sebagai 'sederhana', dengan audiensi ke dilaksanakan setiap hari Senin dan Selasa hingga akhir bulan.
Untuk kasus Mahkamah Agung, dia mengatakan pengadilan menandai Aung San Suu Kyi sebagai pembela dirinya, sesuatu yang Khin Maung Zaw katakan dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuannya.
"Dia lebih lanjut mengatakan, dia memberi tahu orang-orang yang menahannya bahwa dia tidak akan membela kasusnya tanpa pengacara,” kata Khin Maung Zaw.
Tidak seperti dirinya, lanjut Khin Maung Zaw, Aung San Suu Kyi tampak penuh optimisme.
"Tidak seperti saya, dia penuh optimisme," kata Khin Maung Zaw.
Diketahui, pada Rabu (9/6/2021), militer mengungkapkan tuduhan korupsi baru terhadap Aung San Suu Kyi karena diduga menerima suap dan menyewakan tanah dengan harga diskon, yang membawa hukuman tambahan 15 tahun penjara.
Khin Maung Zaw mengatakan tuduhan terbaru itu tidak masuk akal dan tidak berdasar.
Menurut Khin Maung Zaw, Aung San Suu Kyi memang bukan manusia sempurna, tetapi keserakahan bahkan korupsi bukanlah sifatnya.
"Dia mungkin memiliki cacat tetapi keserakahan pribadi dan korupsi bukanlah sifatnya," kata Khin Maung Zaw.
Baca juga: Pesawat Militer Myanmar yang Bawa 16 Penumpang Jatuh di Kota Mandalay, 12 Orang Tewas
Sementara itu, mengingat sifat persidangan, aktivis sekaligus pemimpin demonstrasi, Thinzar Shunlei Yi telah meminta Aung San Suu Kyi untuk bergabung dengan CDM untuk memboikot sistem peradilan.