News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Israel Serang Jalur Gaza

Pascaperang 11 Hari Israel-Hamas, Warga Gaza Hadapi Pembangunan Ulang yang Habiskan Biaya Mahal

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak-anak Palestina mengibarkan bendera nasional Palestina saat mereka bermain di antara puing-puing bangunan yang dihancurkan oleh pemboman Israel bulan lalu di Jalur Gaza, di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan pada 19 Juni 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Warga Gaza telah mengalami empat serangan mematikan dari Israel dalam 12 tahun terakhir.

Konflik terbaru yang berlangsung 11 hari pada bulan lalu telah memaksa warga Palestina untuk melakukan pembangunan ulang rumah-rumah mereka yang hancur.

Tercatat 1.149 unit perumahan dan bangunan komersial hancur dalam serangan 11 hari kemarin.

Roket-roket kiriman Israel juga merusak 15.000 bangunan lainnya.

Bahkan 100.000 warga sipil terpaksa mengungsi ke gedung-gedung sekolah yang dikelola PBB dan komunitas lainnya.

Baca juga: HNW Serukan Indonesia Bersama Malaysia Dan Brunei Boikot Produk Israel

Baca juga: PM Israel Naftali Bennett Kirim Peringatan ke Hamas: Kesabaran Kami Sudah Habis

Anak-anak Palestina mengibarkan bendera nasional Palestina saat mereka bermain di antara puing-puing bangunan yang dihancurkan oleh pemboman Israel bulan lalu di Jalur Gaza, di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan pada 19 Juni 2021. (SAID KHATIB / AFP)

Melansir Al Jazeera, bagi banyak orang yang selamat dari perang Israel-Palestina, ini bukan pertama kalinya mereka terpaksa mencari perlindungan sementara dan harus menghadapi pembangunan ulang yang memakan biaya mahal.

Ramez al-Masri (39) menuturkan dalam sekejap mata ia kehilangan rumah dua lantai untuk kedua kalinya pada Mei kemarin.

Pada 14 Mei sekitar pukul 03.00 waktu setempat, salah satu tetangga al-Masri menerima telepon dari militer Israel yang memerintahkan agar semua orang di sekitarnya mengungsi.

"Pada waktu larut malam itu, tetangga saya menelepon hanya untuk memberi tahu tentang peringatan itu," kata al-Masri.

"Sebelum evakuasi, saya bergegas ke kamar untuk mengambil tas yang menyimpan barang-barang (vital) kami," tuturnya.

"Dengan histeris, kami melarikan diri ke rumah sakit terdekat untuk mencari keselamatan. Kami tinggal di sana sampai subuh."

Baca juga: Sosok Ebrahim Raisi, Presiden Baru Iran, Dipandang Israel sebagai Ekstremis

Anak-anak Palestina bersepeda melewati konvoi buldoser yang disediakan oleh Mesir tiba di sisi Palestina dari perbatasan Rafah yang melintasi antara Mesir dan kantong Jalur Gaza Palestina pada 4 Juni 2021. Mesir mengirim konvoi bantuan ke tetangga Gaza dengan penggali, truk, dan derek ke "mempersiapkan tanah untuk rekonstruksi" kantong Palestina menyusul gencatan senjata antara penguasa Islam Hamas dan Israel yang mengakhiri 11 hari pertempuran mematikan. Penyeberangan Rafah yang dijaga ketat di Mesir adalah satu-satunya jalur Jalur Gaza ke dunia luar yang tidak dikendalikan oleh Israel. Sisi telah menjanjikan $500 juta untuk membantu upaya rekonstruksi di Gaza yang berpenduduk padat, rumah bagi sekitar dua juta orang. (SAID KHATIB / AFP)

Semuanya Hancur

Selama 11 hari serangan mematikan Israel, keluarga al-Masri kemudian berlindung di salah satu rumah kerabatnya.

Setelah gencatan senjata mulai berlaku pada tanggal 21 Mei, mereka kembali ke rumah mereka.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini