TRIBUNNEWS.COM - Bagi umat Muslim di seluruh dunia, seharusnya bisa merayakan hari raya Idul Adha dengan penuh suka cita.
Namun, berbeda dengan warga Palestina, tidak ada alasan untuk merayakan hari raya dengan penuh suka cita.
Sebab, banyak dari mereka yang kehilangan orang-orang terkasih dalam pertempuran antara militan Gaza dan Israel dua bulan lalu.
Baca juga: Pemimpin Hamas Ungkap Pembicaraan dengan PBB Terkait Situasi Kemanusiaan di Gaza Temui Jalan Buntu
Baca juga: Pascaperang 11 Hari Israel-Hamas, Warga Gaza Hadapi Pembangunan Ulang yang Habiskan Biaya Mahal
Hari raya Idul Adha sendiri dikenal sebagai hari raya kurban untuk memperingati Nabi Ibrahim demi menunjukkan pengabdiannya kepada Allah SWT.
Idul Adha bertepatan dengan pelaksanaan haji, selain itu, ada juga tradisi ziarah Islam tahunan ke Mekkah dimulai dari satu hari sebelum Idul Adha.
Seorang pensiunan guru berusia 73 tahun, bernama Mahmoud Issa, membeli pakaian baru untuk cucu-cucunya dan membawa mereka ke sebuah peternakan untuk membeli hewan.
Namun, ia berduka atas kematian kedua putrinya Manar (39 tahun) dan Lina (13 tahun), yang meninggal dunia karena kamp pengungsi di Bureij dihancurkan Israel pada 13 Mei 2021 lalu.
"Kami dihantui rasa sakit, tetapi kami harus mengeluarkan anak-anak dari suasana ini dan membuat mereka merasakan suasana Lebaran," kata Issa dikutip Tribunnews dari Reuters, Senin (19/7/2021).
"Sehingga, mereka bisa melupakan rasa sakit kehilangan ibu dan kakak perempuan mereka," tambahnya.
Baca juga: Israel Tuding Pimpinan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Bohong soal Serangan Gaza, Ini Kata Pengamat
Baca juga: Jet Tempur Israel Targetkan Jalur Gaza untuk Kedua Kalinya Sejak Gencatan Senjata
Pemerintah dan Hamas mengatakan, 2.200 rumah hancur dan 37.000 rusak akibat dibom militer Israel selama 11 hari pertempuran lintas perbatasan.
Lalu, lebih dari 250 warga Palestina tewas dalam ratusan serangan udara Israel di Gaza yang diluncurkan setelah Hamas mulai menembakkan roket ke Israel.
Aksi tersebut sebagai pembalasan atas apa yang dilakukan militer Israel sebagai pelanggaran hak terhadap warga Palestina di Yerusalem.
Sementara itu, di pasar ternak Gaza, mereka melaporkan penjualan yang buruk menjelang hari raya Idul Adha.
"Tahun ini, pembelian hewan lemah karena blokade, perang, dan virus corona," kata satu di antara pedagang hewan kurban, Saleem Abu Atwa.