News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Malaysia dan Hanoi Vietnam Kembali Terapkan Lockdown

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vietnam Airlines

TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA  - Dua negara di Asia Tenggara yakni Malaysia dan Vietnam menerapkan lockdown di tengah masih melonjaknya kasus Covid-19.

Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan 15.902 kasus baru virus corona (Covid-19) pada Sabtu (24/7/2021).

Angka tersebut merupakan tambahan kasus harian tertinggi sejak Covid-19 mewabah di Malaysia.

Dilansir CNA, ini adalah kedua kalinya dalam beberapa hari Malaysia memecahkan rekor kasus baru Covid-19, setelah melaporkan 15.573 kasus pada hari Jumat.

Daerah Lembah Klang sekali lagi menyumbang lebih dari setengah dari kasus baru, dengan 7.351 di Selangor dan 2.406 di Kuala Lumpur.

Baca juga: Kronologi Pasien Covid-19 di Sumut Dikeroyok Warga Karena Ditolak Isoman di Rumah

Ada juga 867 kasus baru di Kedah, 804 kasus di Johor dan 712 kasus di Sabah.

Sekitar 16 persen populasi telah menerima dua dosis penuh vaksin Covid-19, kata Menteri Kesehatan Adham Baba.

Hampir 16,5 juta dosis telah diberikan pada 23 Juli di bawah program vaksinasi Covid-19 nasional.

"Total 34,4 persen atau 11.222.398 orang telah menerima jab pertama mereka," jelas Adham Baba.

Lonjakan kasus Covid-19 terjadi ketika Malaysia menangani masalah lain seperti pertikaian politik di antara para pemimpin partai serta seruan untuk membuka kembali parlemen.

Ketika pembatasan sosial atau lockdown nasional berlanjut, warga telah membentuk gerakan "bendera putih" akar rumput untuk membantu mereka yang paling terdampak oleh pandemi dan tidak didukung secara memadai oleh upaya bantuan pemerintah.

Hingga Sabtu (24/7/2021), jumlah kasus di Malaysia mencapai 996.393 kasus, dengan 153.633 kasus aktif, 7.902 kematian, dan 834.858 dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Lockdwon Hanoi Vietnam

Sementara itu, Vietnam memberlakukan lockdown di ibukota Hanoi, membuat delapan juta penduduknya harus tinggal di rumah, mulai Sabtu (24/7/2021).

Lockdown terbaru ini dilakukan untuk mengekang wabah virus corona serius yang telah memaksa sepertiga negara itu untuk tinggal di rumah.

Disebutkan, pemerintah melarang pertemuan lebih dari dua orang di depan umum. Hanya kantor pemerintah, rumah sakit, dan bisnis penting yang diizinkan tetap buka.

Pihak berwenang melaporkan lebih dari 7.000 infeksi baru di seluruh negeri pada hari Jumat (23/7). Ini merupakan rekor jumlah infeksi harian ketiga dalam seminggu.

Pusat ibu kota yang biasanya ramai itu kosong. Toko-toko tutup saat lockdown diberlakukan, meskipun orang-orang masih terlihat di jalan-jalan di pinggiran kota.

Baca juga: 3 Negara Tetangga Indonesia Pecah Rekor Covid-19, Faskes di Vietnam Diambang Kolaps

"Saya pikir orang-orang di Hanoi seperti saya setuju dengan keputusan tiba-tiba kota untuk melockdown kota," kata penduduk lokal Nguyen Van Chien.

"Kita harus mengambil risiko ekonomi untuk melawan pandemi ini," tambahnya.

Setelah berhasil menahan wabah virus corona terbatas tahun lalu, Vietnam telah melihat kasus meroket sejak akhir April.

Sekitar sepertiga dari 100 juta orang Vietnam sudah tunduk pada perintah lockdown.

Hampir 5.000 di antaranya berasal dari kota metropolitan terbesar di Vietnam, Kota Ho Chi Minh selatan, yang juga telah memperpanjang pengunciannya hingga 1 Agustus.

Baca juga: Dianggap Lebih Aman dan Efektif, Vietnam Akan Campur Dosis Vaksin AstraZeneca dan Pfizer

Dalam gelombang terbaru COVID-19 sejak April, Vietnam telah mencatat lebih dari 83.000 infeksi dan 335 kematian.

Tetapi wabah tersebut telah menunjukkan sedikit tanda-tanda perlambatan dan pusat komersial selatan Kota Ho Chi Minh, yang telah mencatat sebagian besar kasus baru-baru ini, memperpanjang perintah tinggal di rumah pada hari Jumat.

"Saya telah berada di dalam ruangan selama sebulan. Situasi di kota kami menakutkan," kata penduduk Le Bich Thanh kepada AFP, seperti dikutip The Straits Times.

Pihak berwenang memulai kampanye untuk mendisinfeksi seluruh kota, yang mereka katakan akan memakan waktu seminggu.

Awal pekan ini, pihak berwenang telah menangguhkan semua kegiatan di luar ruangan di Hanoi dan memerintahkan bisnis yang tidak penting untuk ditutup menyusul peningkatan kasus.

Baca juga: Bangladesh Cabut Lockdown selama 9 Hari untuk Merayakan Idul Adha, Puluhan Juta Orang Padati Pasar

Pertemuan Majelis Nasional yang dibuka di Hanoi pada hari Selasa dengan 499 delegasi sedang berlangsung, meskipun dipersingkat menjadi 12 hari dari 17 hari semula.

Para delegasi telah divaksinasi, secara teratur diuji untuk virus corona dan bepergian dalam gelembung, dan diisolasi di hotel, menurut Majelis Nasional.

Vietnam adalah salah satu dari sedikit negara berkembang yang berhasil menahan virus selama gelombang pertama pandemi.

Tetapi negara Asia Tenggara itu lambat dalam pengadaan dan pemberian vaksin, dengan hanya hampir 4,5 juta dosis yang diberikan sejauh ini.

Ia juga mengembangkan inokulasinya sendiri dan pihak berwenang mengatakan mereka berharap untuk mencapai kekebalan kelompok pada awal 2022.

Vietnam memiliki kebijakan untuk merawat semua pembawa virus di rumah sakit, menempatkan pekerja medis dan rumah sakit di bawah tekanan besar, meskipun aturan tersebut telah dicabut di beberapa daerah.

(Tribunnews.com/Tribun Solo/TST/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini