Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, HIROSHIMA - 76 tahun telah berlalu, sejarah pilu Jepang yang pernah dihantam bom atom di kota Hiroshima pun kembali diperingati pada 6 Agustus 2021.
Peringatan tersebut digelar di Hiroshima Peace Memorial Museum, Jumat waktu setempat.
Dalam upacara peringatan peristiwa yang terjadi pada tahun 1945 itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi mengatakan kehadiran Indonesia dalam peringatan bom atom Hiroshima tidak hanya sebagai penegasan komitmen dalam memelihara perdamaian dunia saja.
Namun, menegaskan Indonesia tetap berkomitmen dalam mendukung penghapusan senjata nuklir.
"Indonesia selalu hadir dalam peringatan pemboman Hiroshima untuk menegaskan komitmen perdamaian dan upaya Indonesia yang terus menerus dalam upaya penghapusan senjata nuklir dari dunia dalam konteks diplomasi non-proliferasi nuklir," kata Dubes Heri, dalam keterangan resmi yang diterima Tribunnews, Jumat (6/8/2021).
Dalam acara peringatan tersebut, Dubes Heri didampingi sang istri, Nuning Akhmadi, dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Yusli Wardiatno.
Selain itu, sebagai pemimpin negara di kawasan Asia Timur, Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga pun turut hadir.
Baca juga: Detik-Detik Jepang Kalah Pada Sekutu di Perang Dunia ke-2 hingga Terjadinya Peristiwa Bom Atom
Tentunya hadir pula sejumlah pejabat Pemerintah Jepang, termasuk Wali Kota Hiroshima, Kazumi Matsui.
Menariknya, kali ini acara peringatan ini diadakan dalam situasi pandemi virus corona atau Covid-19.
Sehingga, para pejabat yang hadir harus menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.
Sementara itu, ada pula warga setempat yang hadir, khususnya mereka yang merupakan keluarga dari korban bom atom.
Dalam peringatan tersebut, mereka pun mengheningkan cipta sejenak untuk berdoa dan mengenang para korban di Monumen Perdamaian di Hiroshima Peace Memorial Park.
Lalu apa itu Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir atau Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT)?