Modus serangan kemungkinan melibatkan sabotase ban mobil duta besar untuk memaksanya kecelakaan.
Baca juga: Inggris: Setengah Penduduk Myanmar Dapat Terinfeksi Covid-19 Dalam Dua Minggu Ke Depan
Baca juga: Sejumlah Rumah di Yangon Myanmar Kibarkan Bendera Kuning untuk Meminta Pertolongan akibat Covid-19
Penyelidikan termasuk foto yang menunjukkan pembayaran senilai 4.000 dolar AS yang melalui aplikasi Zelle dari Ye Hein Zaw ke Phyo Hein Htut Juli lalu.
Diduga uang itu sebagai uang muka atas kasus ini.
Kyaw Moe Tun menjadi sorotan saat ia mengacungkan tiga jari sebagai dukungan kepada pengunjuk rasa pro-demokrasi dari lokasinya di PBB.
Ia menolak desakan militer bahwa dia tidak lagi mewakili negara tersebut.
Rabu (4/8/2021), Kyaw mengatakan kepada AFP bahwa ada ancaman terhadapnya dan bahwa keamanan terhadap dirinya ditingkatkan.
Baca juga: Myanmar Catat Rekor Kematian dan Infeksi Virus Corona, Layanan Pemakaman Kewalahan
Baca juga: Ratusan Aktivis Antikudeta Myanmar Gelar Unjuk Rasa Lagi: Kami Tidak Takut Covid-19 dan Junta
Kelompok pemantau lokal mengatakan, lebih dari 900 orang tewas di Myanmar saat militer berusaha menghancurkan protes terhadap kudeta.
Kyaw Moe Tun telah berulang kali menyerukan intervensi internasional untuk membantu mengakhiri kerusuhan dan mengembalikan pemerintahan sipil Myanmar.
Dalam sebuah surat minggu ini, ia menyerukan embargo senjata global terhadap pemerintah militer, yang mempertahankan hubungan terutama dengan negara tetangga China. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)