TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Penasihat Utama Gubernur New York (NY) Andrew Cuomo sejak 2017, Melissa DeRosa, tiba-tiba mengundurkan diri dari posisinya karena mengetahui bahwa bosnya itu tengah menghadapi tuntutan pidana dan potensi pemakzulan.
Langkah ini ia ambil setelah penyelidikan negara bagian NY, Amerika Serikat (AS) menemukan bukti bahwa Cuomo melakukan pelecehan seksual terhadap 11 perempuan.
"Secara pribadi, dua tahun terakhir saya telah mencoba bekerja dengan baik secara emosional dan mental, saya selamanya akan merasa bersyukur atas kesempatan untuk bekerja dengan rekan-rekan berbakat atas nama negara kita," tulis DeRosa dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Minggu waktu setempat.
Kendati demikian, dalam surat tersebut ia tidak menyebutkan alasan pasti yang membuat dirinya berhenti dari jabatannya itu.
Baca juga: Didesak Mundur dan Dijauhi, Gubernur New York Terlihat Berjalan Sendirian dengan Anjingnya
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (9/8/2021), sebagai Sekretaris Gubernur, DeRosa yang berusia 38 tahun itu telah menjadi salah satu Penasihat terdekat Cuomo sejak menjabat pada 2017 lalu.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Penasihat Strategis dan Direktur Komunikasi pada 2013, kemudian diangkat menjadi Kepala Staf pada 2015.
Terkait kasus Cuomo, penyelidikan independen terhadap tuduhan pelecehan seksual yang diduga dilakukan Cuomo yang dirilis pada hari Selasa lalu menyimpulkan bahwa Gubernur dari Partai Demokrat itu telah melecehkan 11 perempuan.
Termasuk pegawai pemerintah dan seorang polisi negara bagian yang merupakan bagian dari tim keamanannya.
"Pelecehan itu beberapa diantaranya yakni 'sentuhan yang tidak diinginkan dan tidak konsensual' serta 'komentar yang tidak pantas dan mendukung' yang akhirnya menciptakan 'lingkungan kerja yang tidak bersahabat bagi perempuan'," kata Jaksa Agung Negara Bagian New York, Letitia James.
Cuomo juga kini tengah dibayangi kasus lainnya, dengan setidaknya satu pengaduan pidana yang dilaporkan diajukan oleh mantan stafnya yang mengklaim bahwa Cuomo telah meraba tubuhnya.
Tuduhan ini tentu saja membuat publik memintanya untuk mundur dari jabatannya.
Namun Gubernur yang tengah 'diperangi' ini terus membantah dan menolak seruan pengunduran diri tersebut.
Termasuk seruan yang dilontarkan Presiden AS Joe Biden dan tokoh-tokoh besar lainnya yang tidak lain merupakan koleganya di Partai Demokrat.
Ia secara tegas menyangkal tuduhan itu dan menegaskan bahwa dirinya 'tidak pernah menyentuh siapapun secara tidak pantas atau melakukan pendekatan seksual yang tidak pantas'.