Nomura Research Institute Takahide Kiuchi memperkirakan kerugian ekonomi Jepang akibat Olimpiade Tokyo mencapai 2,19 triliun yen atau sekitar Rp 284 triliun (kurs 1 yen = Rp 130).
Pemerintah telah mengeluarkan keadaan darurat untuk enam prefektur, termasuk Tokyo dan Osaka, hingga 30 Agustus 2021.
"Sejak 12 Juli, ketika deklarasi darurat keempat dikeluarkan untuk Pemerintah Metropolitan Tokyo, kesempatan untuk makan di luar dan penginapan telah berkurang. Oleh karena itu kami memperkirakan bahwa kerugian ekonomi akibat rangkaian deklarasi tersebut akan berjumlah 2,19 triliun yen," papar Kiuchi.
Dari 2,19 triliun yen tersebut kerugian dari Olimpiade diperkirakan sekitar 1,8 triliun yen termasuk batalnya tiket dijual (Olimpiade tanpa penonton) dan hotel kosong karena biaya akomodasi (hotel) akan sangat berkurang karena olimpiade tanpa penonton (khususnya dari luar negeri).
Di sisi lain, perebutan medali pemain Jepang kemungkinan akan mendorong konsumsi baru.
Profesor Emeritus Katsuhiro Miyamoto dari Universitas Kansai memperkirakan bahwa dampak ekonominya akan mencapai 143,6 miliar yen jika departement store dan supermarket besar mengadakan penjualan untuk memuji para atlet selama sekitar satu minggu di bulan Agustus setelah Olimpiade ditutup.
(Tribunnews.com)