News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

'Sudah Telat' Mencegah Perubahan Iklim, yang Bisa Dilakukan Memperlambat, Bersiap dan Beradaptasi

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang petugas pemadam kebakaran berjalan di depan kebakaran hutan pada 2 Agustus 2021 di Mugla, distrik Marmaris, ketika Uni Eropa mengirim bantuan ke Turki dan sukarelawan bergabung dengan petugas pemadam kebakaran dalam memerangi kebakaran hebat selama seminggu yang telah menewaskan delapan orang. - Perjuangan Turki melawan kebakaran hutan paling mematikan dalam beberapa dasawarsa datang ketika gelombang panas mencengkeram Eropa tenggara menciptakan kondisi yang mudah terbakar yang oleh pejabat Yunani disalahkan atas perubahan iklim. Kebakaran yang melanda Turki sejak 28 Juli telah menghancurkan sebagian besar hutan asli dan memaksa evakuasi wisatawan yang panik dari hotel-hotel tepi laut. (Yasin AKGUL/AFP)

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Laporan yang dihimpun dari lebih dari 14.000 studi ilmiah memberikan gambaran bahwa emisi yang 'disebabkan oleh aktivitas manusia' telah mendorong suhu rata-rata global naik 1,1 derajat Celcius dari rata-rata pra-industri dan akan menaikkannya 0,5 derajat Celcius tanpa efek temper polusi di atmosfer.

Ini mengindikasikan peningkatan suhu akan kembali didorong lagi oleh hilangnya polutan udara tersebut, bahkan saat masyarakat  menjauh dari penggunaan bahan bakar fosil di masa depan.

Selain itu, laporan itu juga menyimpulkan gambaran paling komprehensif dan rinci tentang bagaimana perubahan iklim dapat mengubah alam dan apa yang diprediksi 'masih ada' di depan.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (10/8/2021), para ilmuwan memperingatkan bahwa kenaikan lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas rata-rata pra-industri dapat memicu perubahan iklim yang tidak terkendali dengan indikasi munculnya dampak bencana.

Seperti suhu panas yang begitu hebat hingga dapat membuat orang meninggal hanya karena berada di luar ruangan.

Pemanasan lebih lanjut juga akan meningkatkan intensitas dan frekuensi panas ekstrem dan hujan lebat, serta memicu munculnya bencana kekeringan di sejumlah daerah.

Hal itu karena suhu berfluktuasi dari tahun ke tahun.

Sedangkan para ilmuwan ini mengukur pemanasan iklim selama rata-rata 20 tahun.

Seperti yang disampaikan rekan penulis 3 kali laporan IPCC dan Ilmuwan Iklim di ETH Zurich, Sonia Seneviratne.

Baca juga: Inggris Desak Dunia Termasuk Indonesia Segera Ambil Tindakan Terkait Perubahan Iklim

"Kita memiliki semua bukti yang kita perlukan untuk menunjukkan bahwa kita berada dalam krisis iklim," kata Seneviratne.

Pemanasan 1,1 derajat Celcius yang telah tercatat ini sebenarnya 'sudah cukup' untuk menimbulkan cuaca buruk.

Tahun ini, gelombang panas tidak hanya menewaskan ratusan orang di Pacific Northwest yang akhirnya memecahkan rekor di seluruh dunia.

Namun juga menciptakan kebakaran hutan yang dipicu oleh gelombang panas dan kekeringan yang menyapu seluruh kota di AS bagian Barat.

Kemudian melepaskan rekor emisi karbon dioksida dari hutan Siberia, dan mendorong warga Yunani meninggalkan rumah mereka menggunakan kapal feri karena kebakaran hutan yang kian meluas.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini